TEMPO Interaktif, Los Angeles - Sepanjang 52 tahun sejarahnya, Barbie telah sering menerima kritik karena menjadi contoh yang buruk bagi gadis-gadis muda dengan bentuk tubuh yang tidak realistis dan karakter bodohnya.
Tapi tak satu pun yang menyebabkan begitu banyak keributan seperti karakter terbarunya ini: cewek dengan rambut merah muda serta dada dan leher dipenuhi tato.
Mattel, produsen boneka itu, menggambarkan boneka yang sudah habis terjual habis di Amerika Serikat sampai bulan depan itu sebagai "fashionista funky" yang "siap untuk bersenang-senang dalam fashion".
Tapi orang tua dan komentator di seluruh Amerika telah mengkritik imej yang disampaikannya pada anak-anak. Profesor Joel Bakan, penulis 'Childhood Under Siege', menggambarkannya sebagai "tindakan sinis".
"Ini adalah upaya untuk bermain pada keinginan alami gadis-gadis muda untuk tampil lebih tua," kata Prof Bakan. "Ini adalah sesuatu yang harus dilawan."
Boneka seharga $ 50 (Rp 442 ribu) itu dibuat bersama tokidoki, label busana di Los Angeles, dan membawa sebuah tas dengan logo perusahaan. "Hal ini juga mendorong perempuan untuk menjadi billboard berjalan," kata Prof Bakan.
Holly Lebowitz Rossi, seorang penulis untuk parents.com, mengatakan: "Bagi mereka yang melihat Barbie sebagai model peran bagi anak perempuan yang kuat dan diberdayakan, boneka tokidoki adalah terlalu seksi dan tidak pantas."
Dalam sebuah pernyataan, Mattel mengatakan bahwa boneka itu lebih ditujukan pada "kolektor boneka dewasa".
TELEGRAPH | EZ
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya