Rusia Berharap Perdamaian Tercipta di Libya

Reporter

Editor

Kamis, 20 Oktober 2011 20:11 WIB

Muammar Qadhafi. AP/Ben Curtis



TEMPO Interaktif, Moscow -Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengharapkan dugaan meninggalnya Muammar Qadhafi memunculkan perdamian dan pemerintahan yang demokratis di Libya.

"Kami berharap akan ada perdamaian di Libya," kata Medvedev. Ia berharap pemimpin Libya dari berbagai suku mengatur bersama negaranya. Perwakilan suku yang berbeda diharapkan akan membuat kesepakatan akhir mengenai konfigurasi kekuasaan. "Dan Libya akan menjadi negara demokratis modern."



Medvedev mengumumkan sikapnya dalam keterangan pers bersama tamunya Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Rutte menyatakan tertangkapnya Qadhafi sebagai berita besar.


Advertising
Advertising


Rusia, yang memiliki kontrak miliaran dolar atas minyak, senjata dan konstruksi dengan khadaffi, mengakui NTC sebagai pemerintah sah Libya pada 1 September. Moskow menyikapi intervensi militer Barat ke Libya dengan memilih abstain pada resolusi Dewan Keamanan PBB pada Maret lalu.

Namun Rusia menuduh berkali-kali NATO telah menyalahi mandat PBB karena melakukan serangan udara terhadap pasukan Qadhafi dan meminta NATO melindungi warga sipil. NATO juga dianggap berpihak dengan pasukan anti-Khadafi dalam perang sipil.

REUTERS | PUR

Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya