TEMPO Interaktif, Teheran - Iran menggantung 22 orang yang terlibat dalam perdagangan obat bius. Demikian kabar yang disampaikan oleh koran milik pemerintah.
Eksekusi gantung berlangsung, Ahad, 18 September 2011, di dua lembaga pemasyarakatan Evin di Teheran dan Rajai Shar di luar ibu kota negara, papar koran IRAN, Senin, 19 September 2011.
"Setelah dilakukan peyelidkan mendalam terhadap 22 pedagang besar obat bius, Pengadilan Revolusi menetapkan hukuman mati kepada mereka," tulis IRAN.
Dalam catatan Amensty International, Iran merupakan negara kedua tertinggi di dunia setelah Cina yang menjatuhkan hukuman mati terhadap para pelanggar hukum.
Teheran menolak kritik internasional mengenai sistem hukum yang diterapkan. "Penerapan hukum Islam adalah sebuah keharusan sebagai bentuk respon keras terhadap masalah perdagangan obat bius."
Iran adalah negara yang menjadi rute transit penyelundupan narkotika dari tetangganya Afganistan, yang menghasilkan lebih kurang 90 persen opium untuk kebutuhan dunia. Lebih dari 3.500 pasukan keamanan Iran telah tewas karena berperang melawan para penyeludup obat bius sejak Revolusi Islam pada 1979.
Penyeludupan, perzinaan, pemerkosaan, perampokan bersenjata, perdagangan obat bius, murtad, dan menentang Islam merupakan perbuatan yang harus mendapatkan hukuman mati sesuai dengan hukum Islam Iran. Seluruh praktik hukum Islam telah diterapkan sejak negara ini melakukan revolusi pada 1979.
AL JAZEERA | CA
Berita terkait
Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika
15 Oktober 2017
Iran megklaim memiliki Ayah Semua Bom yang lebih besar dan lebih berbahaya dibanding dengan bom milik Amerika, Ibu Semua Bom.
Baca SelengkapnyaEks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik
10 Oktober 2017
Iran Human Rights melaporkan aparat Iran yang melarang mantan Presiden Muhammad Khatami tampil di depan publik selama tiga bulan .
Baca SelengkapnyaTolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika
4 Oktober 2017
Juara catur Iran, Dorsa Derakhshani bergabung dengan Federasi Catur Amerika Serikat karena menolak mengenalkan jilbab.
Baca SelengkapnyaIran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman
30 Agustus 2017
Iran, pendukung milisi Syiah, Houthi, menuding Arab Saudi mendukung kelompok teroris dalam perang di Yaman.
Baca SelengkapnyaApple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store
27 Agustus 2017
Menteri Telekomunikasi Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa Apple harus menghormati konsumen Iran.
Baca SelengkapnyaParlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir
16 Agustus 2017
Parlemen Iran menyetujui penambahan anggaran negara usulan pemerintah untuk meningkatkan program rudal nuklir.
Baca SelengkapnyaIran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang
10 Agustus 2017
Aparat Iran menangkap peserta pesta setelah mereka mengunggah video acara tersebut ke sosial media
Baca SelengkapnyaAjarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran
10 Agustus 2017
Perempuan Iran dilarang menari di hadapan pria yang bukan keluarganya
Baca SelengkapnyaDituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait
21 Juli 2017
Pemerintah Kuwait secara resmi telah menutup misi diplomatik Iran untuk urusan budaya serta mengusir 15 diplomat dari negara itu.
Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan
17 Juli 2017
Hossein Fereydoun, adik Presiden Iran Hassan Rouhani, ditahan atas tuduhan korupsi.
Baca Selengkapnya