Di Tripoli, Pasukan Qadhafi Jebak Pemberontak

Reporter

Editor

Rabu, 24 Agustus 2011 06:21 WIB

Pejuang pemberontak Libya menginjak foto Muammar Gaddafi di sebuah pos pemeriksaan di distrik Qarqarsh Tripoli, Senin (22/8). Tekanan terhadap Muammar Qadhafi, setelah dibombardir oleh pasukan NATO, kian kuat. Kini, para pemberontak mulai menguasai sebagian besar Tripoli. Reuters/Bob Strong

TEMPO Interaktif, TRIPOLI -Pasukan yang setia kepada pemimpin Libya, Kolonel Muammar Qadhafi, kemarin memukul balik pasukan pemberontak Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) yang berhasil merangsek ke Tripoli sehari sebelumnya. Pukulan balik ini ditandai oleh kemunculan Saif al-Islam, putra Qadhafi, yang disebut-sebut telah ditangkap pemberontak di Hotel Rixos, Tripoli.

"Pergi ke neraka!" kata Saif, 38 tahun. Ia menjamin pasukan ayahnya masih menguasai 80 persen ibu kota. "Kami menjamin rakyat bahwa semua baik-baik saja."

Saif, yang diincar Mahkamah Kejahatan Perang Internasional, mengatakan kepada BBC dan CNN bahwa mereka telah menjebak pemberontak. "Kami telah menjebak dan memukul dari belakang," ujar Saif, yang baru ditunjuk menggantikan ayahnya.

Kebenaran ini sulit dikonfirmasi, tapi ledakan dan rentetan suara tembakan menyalak di seluruh penjuru kota. Keberadaan Qadhafi pun tak bisa ditebak. "Kami tak tahu dia di dalam atau di luar Libya," kata pemimpin NTC, Mustafa Abdul Jalil.

Cuma seorang diplomat Rusia mengaku sempat menelepon pemimpin berumur 69 tahun itu. "Katanya dia akan bertahan di Tripoli dan akan melawan hingga titik darah penghabisan," ujar diplomat Rusia tersebut kepada Reuters. Seorang diplomat lainnya, seperti dilansir AFP, mengatakan kemungkinan Qadhafi berada di Bab al-Aziziyah.

Namun Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan rezim Qadhafi akan segera berakhir. "Sebaiknya Muammar Qadhafi segera menyerahkan kekuasaan," ujar Obama dari tempat peristirahatan di Massachusetts. Presiden Obama mengatakan pertempuran sengit masih terjadi di negara itu setelah pasukan pemberontak masuk Tripoli.

Uni Eropa, Inggris, Prancis, dan Italia sepakat bahwa era Qadhafi, yang berkuasa selama 42 tahun, sudah tamat. Prancis mengatakan akan menerima pemimpin NTC di Paris dalam waktu dekat. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan pemberontak mengalami kemajuan dengan berhasil menerabas Tripoli.

Ia hakulyakin demokrasi akan segera lahir di kawasan tersebut. "Inggris dalam waktu dekat akan mencairkan aset-aset Libya di luar negeri untuk digunakan oleh rakyat Libya," tutur Cameron.

Hanya Rusia mewanti-wanti agar masyarakat internasional tak mencampuri urusan dalam negeri Libya. "Kami berharap pengalihan kekuasaan bisa segera mengakhiri pertumpahan darah," tutur Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. "Supaya penderitaan rakyat Libya bisa segera diakhiri."

Sejumlah media massa melaporkan masyarakat di distrik bagian timur Tripoli terbangun oleh suara imam di masjid setempat yang menyanyikan lagu kebangsaan sebelum Qadhafi berkuasa. Di Lapangan Hijau, para pendukung pemberontak mulai menurunkan bendera pemerintahan Qadhafi dan menginjak-injak foto sang Kolonel.

Abdul Jalil berharap Qadhafi bisa ditangkap hidup-hidup agar mendapat pengadilan yang jujur. Kepada jaringan televisi Al-Jazeera, ia menegaskan, pemberontak hendaknya tidak melakukan aksi balas dendam dan main hakim sendiri. "Jika ini terjadi, saya akan mengundurkan diri," katanya.

l AP | AL-JAZEERA | TELEGRAPH | REUTERS | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya