TEMPO Interaktif, Jeddah - Arab Saudi siap memulai pembangunan gedung pencakar langit tertinggi di dunia. Gedung itu akan mengalahkan gedung tertinggi saat ini di Dubai.
Saudi meneken kontrak lebih dari US$ 1 miliar untuk menara yang akan melambung setinggi dua pertiga mil (1.072 meter). Menara itu diberi nama Kingdom Tower (Menara Kerajaan) dan meliputi sebuah hotel Four Seasons, apartemen, kondominium mewah dan kantor seluas sekitar 5,4 juta kaki persegi.
Rencana itu membuat Arab Saudi memimpin dalam perlombaan antara negara Teluk yang kaya minyak dalam bidang arsitektur. Proyek-proyek itu dipandang sebagai simbol status untuk memamerkan keberhasilan ekonomi mereka.
Kingdom Holding Co, perusahaan investasi yang dipimpin oleh miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal, mengatakan telah meneken kontrak 4,2 miliar riyal (US$ 1,2 miliar) dengan Binladin Grup untuk membangun Kingdom Tower di pinggiran kota Laut Merah, Jeddah.
"Keputusan para mitra untuk membangun gedung tertinggi di dunia menunjukkan kepercayaan mereka dalam berinvestasi di negara ini," kata Talal Al Maiman, anggota Dewan KHC dan Jeddah Economic Co yang menandatangani kesepakatan itu dengan Binladin Grup.
"Kami menginginkan Kingdom Tower menjadi mesin ekonomi dan simbol kebanggaan Kerajaan Saudi dalam masyarakat dunia," kata Al Maiman. "Kami membayangkan Kingdom Tower sebagai ikon baru sejarah Jeddah dan sebagai gerbang ke kota suci Mekkah."
Usaha ini juga dipandang sebagai bagian penting dari ambisi Saudi untuk menjaga pertumbuhan yang sehat dengan mendiversifikasi basis ekonomi dari minyak mentah yang telah memicu ekonomi selama beberapa dekade.
Menara itu dirancang oleh Adrian Smith & Gordon Gill Arsitektur, Chicago, dan merupakan fase pertama dari rencana Kingdom City, sebuah proyek pembangunan kota seluas 2 mil persegi bernilai US$ 20 miliar. Proyek itu diumumkan pada 2008 saat krisis keuangan global terjadi.
Ini adalah salah satu dari beberapa mega-usaha ambisius kerajaan yang menjadi eksportir terbesar OPEC itu.
Saudi telah merencanakan sejumlah kota ekonomi utama yang akan membantu menciptakan puluhan ribu pekerjaan baru saat negara itu mencoba mengurangi ketergantungan pada pekerja asing di bidang profesional. Negara ini menghabiskan miliaran dolar pada universitas sains dan teknologi baru yang mereka harapkan akan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Teluk.
Bersamaan dengan proyek gemerlap itu, Saudi juga memompa lebih dari US$ 120 miliar pada beberapa tahun berikutnya ke penciptaan lapangan kerja dan perumahan bagi warga berpenghasilan rendah.
Pada Juni 2009, KHC menandatangani kesepakatan dengan Emaar Properties, Dubai, untuk mengembangkan dan mengawasi pembangunan Kingdom City dan Kingdom Tower.
Emaar, yang sebagian dimiliki oleh pemerintah Dubai, adalah pengembang gedung tertinggi di dunia saat ini, Burj Khalifa.
Gedung pencakar langit Alwaleed akan memecahkan rekor Burj Khalifa yang memiliki 160 lantai dan termasuk Hotel Armani.
Dengan ketinggian 2.717 kaki (828 meter), Burj Khalifa tidak hanya gedung tertinggi, tetapi juga menjadi struktur berdiri bebas tertinggi di dunia. Sebagai perbandingan, gedung tertinggi di Amerika Serikat, Menara Willis di Chicago, memiliki ketinggian 1.451 kaki (442 meter) dan dengan antenanya menjadi 1.729 kaki (527 meter). Satu menara World Trade Center yang sedang dibangun di New York akan memiliki tinggi 1.776 kaki (541 meter) dengan menara antena. Bangunan itu dijadwalkan selesai pada tahun 2013.
Pengembang Dubai, Nakheel, berencana membangun menara lebih dari 3.280 kaki (1.000 meter) di negara kota itu, tetapi menunda rencana tersebut pada awal 2009 karena krisis ekonomi global.
Berdasarkan kesepakatan dengan JEC, Saudi, Binladin Grup akan memiliki saham 16,6 persen di afiliasi Kingdom Holding Co.
Raksasa konstruksi Saudi itu dimiliki oleh keluarga Usamah bin Ladin. Perusahaan ini mengembangkan kompleks tujuh-menara di kota suci Mekkah, termasuk jam terbesar di dunia yang dibangun di sebuah menara bermuka empat.
TELEGRAPH | EZ
Berita terkait
Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman
13 November 2017
Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh
25 Oktober 2017
Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat
25 Oktober 2017
Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.
Baca SelengkapnyaBertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun
6 Oktober 2017
Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.
Baca SelengkapnyaRaja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya
4 Oktober 2017
Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.
Baca SelengkapnyaGoyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi
23 Agustus 2017
Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan
Baca SelengkapnyaTerungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman
15 Agustus 2017
Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.
Baca SelengkapnyaDabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan
15 Agustus 2017
Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik
Baca SelengkapnyaSaudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran
14 Agustus 2017
Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata
2 Agustus 2017
Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.
Baca Selengkapnya