TEMPO Interaktif, San Fransisco - Orang mungkin bertanya-tanya kenapa ada yang mau bergabung dengan jaringan Al-Qaidah. Padahal, organisasi yang dibangun oleh mendiang Usamah Bin Ladin itu dicap sebagai kelompok teroris.
Boleh jadi gaji dan tunjangan yang diberikan cukup menggiurkan. Hanya saja tidak disebutkan kisarannya. Fakta ini terungkap dalam dokumen yang diambil pasukan khusus Angkatan Laut Amerika Serikat, SEAL, setelah menyerbu lokasi persembunyian Bin Ladin di Kota Abbottabad, Pakistan. Insiden itu menewaskan lima orang, termasuk Bin ladin dan putranya, Khalid.
Untuk anggota Al-Qaidah yang sudah berkeluarga, gaji mereka enam kali lebih besar ketimbang yang masih lajang. Selain itu, mereka juga memperoleh jaminan kesehatan, liburan, dan dikontrak seperti perusahaan pada umumnya. Bahkan, Al-Qaidah dapat dikatakan perusahaan multinasional lantaran memiliki 60 kantor di seluruh dunia.
Bagi calon pengebom bunuh diri, mereka harus menandatangani sebuah surat perjanjian bahwa mereka bersedia melaksanakan misi itu dan tidak akan mundur. Calon anggota pun harus mengisi daftar pertanyaan yang meliputi siapa yang merekomendasikan, apakah memiliki pengalaman jihad, dan pernah diasingkan dari negara asal.
Dokumen lainnya berupa tulisan tangan Bin Ladin yang tidak ada tanggalnya mengungkapkan lelaki berdarah Yaman itu juga mengeluhkan nama Al-Qaidah yang tidak lagi menjual di kalangan muslim. Ia menyadari pihak Barat berhasil meyakinkan dunia bahwa memerangi Al-Qaidah bukan perang terhadap kaum muslim.
Apalagi, nama lengkap organisasi itu tidak pernah dikenal orang. Sejatinya, adalah Al-Qaidah al-Jihad (Dasar dari Perang Suci). Alhasil, Bin Ladin berencana mengubah nama organisasinya agar lebih popular. Setidaknya ada dua nama yang ia siapkan, yakni Taifat al-Tauhid wal Jihad (Monoteisme dan Jihad) serta Jama’at I Adat al-Khilafat al-Rasyida (Pembentukan Kekhalifahan).
Dokumen itu juga mengungkapkan Bin Ladin mencatat semua pengeluaran Al-Qaidah, mulai dari pembelian disket hingga mobil buat kegiatan.
TELEGRAPH/SAN FRANSISCO CHRONICLE/FAISAL ASSEGAF
Berita terkait
Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan
8 Agustus 2017
Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.
Baca SelengkapnyaPerdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya
29 Juli 2017
Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.
Baca SelengkapnyaFontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan
13 Juli 2017
Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang
26 Juni 2017
Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.
Baca SelengkapnyaBom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas
26 Juni 2017
Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.
Baca SelengkapnyaTruk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan
25 Juni 2017
Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.
Baca SelengkapnyaLukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati
19 Mei 2017
Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.
Baca SelengkapnyaDiketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda
13 Mei 2017
Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.
India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal
8 Mei 2017
Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.
Baca SelengkapnyaPakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban
3 Mei 2017
Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.
Baca Selengkapnya