Taktik Obama di Libya Dikritik

Reporter

Editor

Jumat, 17 Juni 2011 06:06 WIB

Asap mengebul akibat sebuah ledakan di Tripoli. REUTERS/Louafi Larbi

TEMPO Interaktif, Tripoli - Jet-jet tempur Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kemarin menggempur area di dekat kediaman pemimpin Libya, Muammar Qadhafi, di Bab al-Aziziya, Tripoli, yang memicu rangkaian ledakan keras. Belum jelas apa targetnya dan belum ada pejabat Libya yang menyampaikan pernyataan.

Penyelesaian konflik di Libya mengalami jalan buntu dan dalam hubungan antara aliansi NATO mulai ada kerikil yang mengganjal. Pekan lalu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates mengkritik sekutunya di Eropa karena tak berbuat cukup baik. Awal pekan ini Inggris berniat menarik diri dari operasi.

Tindakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menuai pertanyaan. Selasa lalu, di Washington, parlemen Amerika mengesahkan satu resolusi penolakan melawan keterlibatan Amerika di konflik Libya. Sehari kemudian, 10 anggota Kongres menuntut Obama karena dinilai mengambil aksi militer tanpa persetujuan Kongres.

Namun, Gedung Putih berkukuh Obama memiliki kewenangan sah atas keterlibatan militer di Libya dan mendesak para legislator skeptis agar tidak mengirim “pesan-pesan membingungkan” soal komitmen mereka ke NATO. Argumen itu muncul dalam laporan setebal 32 halaman ke Kongres kemarin.

Laporan itu bakal tak bisa menenangkan para pemimpin Kongres yang prihatin atas strategi di Libya ataupun membengkaknya ongkos perang yang membebani anggaran. Namun, seorang pejabat senior bilang Obama “konsisten” dengan Resolusi Kekuatan Perang yang disahkan Kongres pada 1973. Dalam resolusi itu, seorang presiden punya waktu 60 hari sejak dimulainya operasi militer untuk beroleh otorisasi dari Kongres atau menarik pasukannya. Dalam hal Libya, tenggat sudah berakhir Mei. Pada voting 3 Juni lalu, DPR memberi Obama waktu dua pekan. Tenggatnya hari ini. Soal biaya, ongkos operasi militer Amerika dan bantuan kemanusiaan di Libya sudah menguras anggaran US$ 716 juta per 3 Juni. Jumlah itu menjadi US$ 1,1 miliar lebih pada 30 September nanti.

WASHINGTON POST | CBS | AL JAZEERA | DWI ARJANTO

Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya