Sumber Bakteri E. coli Masih Misterius  

Reporter

Editor

Rabu, 8 Juni 2011 05:51 WIB

Ketimun dari sebuah pertanian di spanyol, dimana diduga sebagai sumber wabah bakteri E.coli. AP/Sergio Torres

TEMPO Interaktif, Berlin - Menteri Pertanian negara-negara Eropa yang tergabung dalam Uni Eropa kemarin menggelar rapat darurat guna membahas krisis yang diakibatkan wabah E. coli di Luksemburg. Tercatat sudah lebih dari 2.200 orang di 12 negara menderita sakit akibat terinfeksi E. coli--salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif--hingga Ahad lalu. Sebanyak 22 lainnya tewas.

"Semoga kami bisa mencapai kata sepakat," ujar juru bicara Komisi Pertanian Uni Eropa, Roger Waite. Maklum saja, akibat wabah ini, petani mengalami kerugian hingga jutaan euro. Sebut saja Fepex, salah satu kelompok industri buah dan sayuran terbesar di Spanyol, merugi hingga US$ 256 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun.

Kendati begitu, Pemerintah Jerman, yang negaranya diduga sebagai asal-muasal wabah E. coli itu, mengatakan sejumlah uji laboratorium yang digelar di berbagai perkebunan di utara Jerman ternyata negatif. Dari 40 sampel yang diambil dari perkebunan tersebut, 23 di antaranya dinyatakan negatif. "Penyelidikan masih berlanjut," kata Pemerintah Jerman.

Komisioner Kesehatan Uni Eropa, John Dalli, mengecam kesimpulan hasil penyelidikan Jerman yang dinilainya prematur. "Kalau begini caranya, publik akan panik dan sektor pertanian bakal hancur," katanya. Rusia, yang merupakan negara pengimpor sayuran terbesar di Uni Eropa, melarang impor sayuran segar dari Spanyol.

"Kami tidak akan meracuni masyarakat kami," ujar Perdana Menteri Vladimir Putin. Bakteri E. coli yang menjelma menjadi sejumlah galur (strain), seperti Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC), dapat menyebabkan diare, kram perut yang parah, dan demam. Kendati begitu, sebagian besar penderita akan sembuh dalam beberapa hari.

Bakteri E. coli yang berada dalam usus ternak sapi dan domba berpotensi pula menyebabkan terjadinya sindrom hemolytic-uremic (HUS), yang menyerang ginjal dan sistem saraf. Dalam wabah ini, terdapat 1.536 kasus EHEC dan 627 kasus HUS di Jerman, seperti dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO).

GUARDIAN | INDEPENDENT | EURONEWS | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

15 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

27 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

32 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

32 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

27 Februari 2024

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya

Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

17 Februari 2024

Cara Efektif Mencegah dan Mengobati Radang Tenggorokan pada Anak

Seperti COVID 19, radang tenggorokan bisa menular melalui droplet.

Baca Selengkapnya

Jangan Biarkan SIkat Rambut Jadi Sarang Bakteri, Bersihkan dengan Cara Berikut

30 Januari 2024

Jangan Biarkan SIkat Rambut Jadi Sarang Bakteri, Bersihkan dengan Cara Berikut

Sikat rambut yang dipakai berkali-kali setiap hari bisa menjadi sarang bakteri, jamur, ketombe, dan minyak sehingga harus rutin dicuci.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Mengonsumsi Cuka Sari Apel

30 Januari 2024

5 Manfaat Mengonsumsi Cuka Sari Apel

Mengonsumsi cuka sari apel dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya