TEMPO Interaktif, Dengan pengalaman lapangan yang kaya dalam aksi teror di berbagai negara, Saif al-Adel, 50 tahun, dua hari lalu terpilih sebagai pemimpin sementara Al-Qaidah. Saif menggantikan Usamah Bin Ladin yang tewas dalam operasi militer Amerika Serikat di Pakistan awal Mei lalu.
Saif al-Adel adalah veteran militer asal Mesir berpangkat kolonel dalam satu pasukan khusus. Saif merupakan otak pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat pada 1981. Saif juga dikenal sebagai pionir Al-Qaidah yang bertempur bersama mujahidin di Afganistan melawan invasi Soviet pada 1980-an.
Ia diyakini terlibat langsung dalam pertempuran bersama pejuang Somalia yang menewaskan 18 warga Amerika Serikat di Mogadishu pada 1993 lalu.
Dalam buku Secret History of Al Qaeda, yang terbit pada 2006, dijelaskan tentang kedekatan Saif al-Adel dengan Usamah saat keduanya meninggalkan Sudan ke Afganistan dengan pesawat jet pribadi pada 1996.
Pria yang memiliki keterampilan dalam perencanaan dan pelatihan bagi para teroris ini dikenal dekat dengan Hisbullah dan kelompok milisi Islam lainnya.
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) baru saja mengumumkan hadiah US$ 15 miliar untuk kepala Saif atas aksi pengeboman di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tanzania dan Kenya pada 1998.
Saif al-Adel bukan nama sebenarnya. Nama sebenarnya adalah Muhamad Ibrahim Makkawi. Al-Adel sendiri berarti “Pedang Keadilan” dalam bahasa Arab.
Dalam berbagai aksi kekerasan, Saif sejalan dengan Usamah dan Al-Qaidah. Namun, ia menjadi oposan saat aksi 11 September yang menghancurkan gedung kembar WTC di New York, Amerika Serikat. Ia beralasan aksi itu terlalu provokatif sehingga Amerika Serikat akan memberi respons sangat keras.
DAILY MAIL | NYDAILYNEWS | MARIA RITA
