Korea Utara Tambah Pasukan Khusus

Reporter

Editor

Jumat, 31 Desember 2010 06:12 WIB

Kim Jong Il. AP/Korean Central News Agency via Korea News Service
TEMPO Interaktif, Seoul - Mengantisipasi perang terbuka dengan Korea Selatan, Korea Utara kemarin dilaporkan telah meningkatkan jumlah pasukan khususnya menjadi 200 ribu personel dari sebelumnya 180 ribu personel. Pasukan khusus ini dilatih untuk melakukan pembunuhan, penyusupan, dan merusak fasilitas-fasilitas kunci milik musuh.

Tidak hanya menambah jumlah pasukan khusus, Korea Utara juga dilaporkan telah memperkuat perlengkapan militernya, di antaranya tank yang dinamai Pokpung-ho atau Storm Tigeryang kini jumlahnya mencapai 4.100 dari sebelumnya pada 2008 sebanyak 3.800 tank. Tank ini dibuat pada 2002 meniru model tank buatan Rusia atau Uni Soviet dulu.

Bahkan, menurut buku putih ini, Korea Utara diduga telah mengamankan 40 kilogram bahan untuk senjata nuklirnya.

Bertambahnya kekuatan militer Korea Utara dilansir oleh Kementerian Pertahanan Korea Selatan dengan mengutip buku putih kekuatan militer Korea Utara yang diterbitkan setiap dua tahun.

Buku putih itu menjelaskan bahwa secara keseluruhan kekuatan militer Korea Utara telah menguat kembali sejak 2008. Dengan jumlah penduduk 24 juta jiwa, Korea Utara merupakan negara keempat terbesar dunia untuk jumlah pasukan militer setelah Cina, Amerika Serikat, dan India.

Bagaimana dengan Korea Selatan, jirannya itu? Personel militer Korea Selatan hanya sekitar setengah dari jumlah personel militer Korea Utara. Adapun jumlah tank yang dimiliki juga lebih kecil dibanding tank Korea Utara. Begitu pula jumlah kapal selam, yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara jirannya itu. Korea Selatan unggul dalam jumlah pesawat tempur.

Meski kekuatan militernya tak sekuat Korea Utara, jumlah personel militer Negeri Ginseng itu termasuk terbesar keenam di dunia.

Menanggapi kesiapan personel dan perlengkapan militer Korea Utara dalam dua tahun terakhir, pejabat di Kementerian Pertahanan Korea Selatan menegaskan, "Korea Utara musuh kami."

Sehari sebelum laporan buku putih ini diumumkan, Presiden Korea Utara Lee Myung-bak mengatakan rakyatnya harus bersatu menghadapi agresi militer dari Utara.

Rusia kemarin kembali mendesak Korea Utara dan Korea Selatan untuk kembali ke meja perundingan buat mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea. "Ini perintah untuk menghentikan aktivitas militer," kata Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Alexei Borodavkin.
BBC | THE NEW YORK TIMES | MARIA H

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya