Pesan IFJ Bagi Jurnalis dan Media Soal WikiLeaks

Reporter

Editor

Kamis, 23 Desember 2010 19:39 WIB

WikiLeaks.ch

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ribuan data rahasia bisa dibaca dan diunduh dari situs pembocor dokumen, WikiLeaks. Berbagai media di dunia pun memberitakan dokumen yang dibocorkan oleh WikiLeaks.

Sekretaris Jenderal International Federation of Journalists (IFJ) Aidan White mengingatkan para jurnalis untuk berhati-hati dan tidak lupa melakukan proses jurnalistik sebelum memberitakan dokumen tersebut. "Jurnalis harus bertanggung jawab dalam menggunakan dan mempublikasikan informasi," ujar White dalam konferensi lewat internet dengan wartawan Asia-Afrika termasuk Tempo, Selasa (21/12) malam lalu.

Proses jurnalistik yang dimaksud White adalah memverifikasi informasi, memastikan kebenaran dan relevansi. Dia mengakui Wikileaks merilis informasi yang tidak terjawab oleh jurnalis atau media saja, tetapi juga sistem informasi yang ditolak. "Untuk itu kita harus menggunakan akses kita secara hati-hati," ujarnya.

Dia juga berharap media bisa belajar lebih banyak untuk memainkan sebuah peran yang bertanggung jawab. Menurutnya jika jurnalis bertindak sesuai etika jurnalistik, mereka akan memperlakukan informasi Wikileaks secara hati-hati. Mereka juga akan memeriksa kredibilitas dan melihat kegunaannya, atau bisa tidaknya dipublikasikan tanpa menempatkan risiko pada setiap orang.

White juga mengatakan Wikileaks merupakan sebuah refleksi realitas informasi baru. "Kerahasian makin sulit, jadi bagaimana kita hidup dengan kebenaran," ujarnya. Menurutnya pada waktu mendatang harus ada sistem baru untuk memantau informasi. Tidak ada informasi yang bisa disembunyikan, tetapi jurnalislah yang secara profesional memutuskan rahasia yang perlu dipublikasikan. Jurnalis juga harus berhati-hati dalam menggunakan menyampaikan informasi, karena banyak pula yang telah dipenjara karenanya.

White mengingatkan kasus WikiLeaks bisa jadi titik serangan balik dari pemerintah untuk mengontrol informasi resmi lebih ketat dan melemahkan kebebasan informasi. "Kita harus siap untuk itu," ujarnya.

Pembicara lain Marietje Schaake, Anggota Parlemen Eropa dari Partai Liberal. Dia mengakui akses informasi tak hanya monopoli media dan lembaga politik. Menurutnya Wikileaks merupakan gejala dari kecenderungan untuk mengklasifikasikan informasi secara berlebihan. Pemerintah, terutama Amerika Serikat mempunyai masalah kredibilitas.

Menurutnya teknologi baru memungkinkan penyebaran informasi tanpa memungkinkan pelacakan sumber. Sehingga banyak orang bersedia menjadi pembocor atau peniup peluit. Pemerintah, kata dia, mempunyai informasi yang harus dirahasiakan. Dan pemerintah juga punya hak mengklarifikasi, mengklasifikasikan informasi yang harus dibuka. "Waktunya pemerintah lebih terbuka," ujarnya.

DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

6 jam lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya

57 hari lalu

Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya

Komite Publisher Rights bertugas menyelesaikan sengketa antara perusahaan pers dan perusahaan platform digital.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights

58 hari lalu

Dewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights

Ninik mengatakan, Komite Publisher Rights penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas jurnalistik.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan

23 Februari 2024

Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan Perpres Publisher Rights mesti diterapkan dengan prinsip keadilan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers

23 Februari 2024

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers

Pemerintah bakal mengatur hubungan kerja sama platform digital dengan perusahaan pers setelah Presiden Jokowi meneken Perpres Publisher Rights.

Baca Selengkapnya

Perpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media

22 Februari 2024

Perpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media

Meta menanggapi Perpres Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

22 Februari 2024

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

Jokowi teken Perpres No. 32 tahun 2024 mengatur Platform Digital dalam mendukung industri jurnalisme berkualitas. Apakah mempengaruhi kebebasan pers?

Baca Selengkapnya

AMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik

21 Februari 2024

AMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik

Perpres Publisher Rights dinilai membuka ruang bagi model bisnis baru di luar model bisnis yang mengandalkan impresi atau pencapaian traffic.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Apa Artinya bagi Perusahaan Pers Indonesia?

21 Februari 2024

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Apa Artinya bagi Perusahaan Pers Indonesia?

AMSI optimistis Perpres Publisher Rights akan membuka jalan bagi negosiasi bisnis yang setara antara platform digital dan penerbit media digital.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

21 Februari 2024

Media Asing Soroti Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

Jokowi mengatakan semangat awal dari Peraturan Presiden tentang Publisher Rights adalah ingin membentuk jurnalisme berkualitas.

Baca Selengkapnya