Wawancara Khusus Tempo dengan Aung San Suu Kyi di Burma

Reporter

Editor

Sabtu, 18 Desember 2010 15:42 WIB

Aung San Suu Kyi. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO Interaktif, Burma - “Berani sekali Anda datang sendiri menemui saya,” ucap Aung San Suu Kyi, pemimpin gerakan damai untuk demokrasi di Burma dan pemimpin partai politik National League for Democracy (NLD), saat ditemui Maria Rita dari Tempo di kantornya di Yangon, Burma, Selasa pekan lalu.

Menemui penerima Nobel Perdamaian 1991 itu, apalagi untuk mewawancarainya, jelas bukan hal yang mudah. Seorang staf Suu Kyi menyatakan perlu usaha ekstra keras masuk ke negeri junta militer itu terlebih dulu sebelum menemui tantangan berikutnya mewawancarai Suu Kyi.

“Saya ingatkan Anda, segalanya tak ada yang pasti di sini,” ujarnya. “Silakan saja menguji keberuntungan Anda.”

Pemerintah junta memang dikenal sangat ketat dalam pemberian visa masuk ke Burma. Bahkan visa on arrival pada pertengahan tahun ini tidak diberlakukan lagi karena diduga banyak dipakai untuk kegiatan jurnalistik, politik, dan aktivis NGO. Tempo akhirnya berhasil masuk Burma melalui Thailand.

Tantangan berikutnya muncul. Mata-mata nyalang terus menguntit siapa pun yang hendak berkunjung ke markas NLD, partai bentukan Suu Kyi. Ketika Tempo hendak mengikuti acara ritual Buddha yang akan dilaksanakan Suu Kyi pada Rabu (8/12) di depan kantor NLD, dua pria menghampiri ketika Tempo berusaha mengambil foto Suu Kyi memberikan hadiah dalam kantong plastik kuning kepada para biksu. Mereka saling mengedipkan mata dan menanyakan kehadiran orang asing di dekat mereka.

Di kantor NLD, seorang pejabat yang mengurusi media membuat media mana pun kian pesimis bisa mewawancarai langsung tokoh demokrasi yang belum lama dibebaskan dari tahanan rumah itu. Menurutnya, puluhan permohonan wawancara dari berbagai media internasional sudah menumpuk. Keputusan menentukan media mana yang akan diterima untuk wawancara ada di tangan Suu Kyi sendiri. Sejauh ini, ujarnya, media internasional yang mewawancarai langsung Suu Kyi belum ada. Suu Kyi hanya pernah beberapa kali memberikan wawancara pendek lewat telepon.

Kabar mengejutkan dan sekaligus menggembirakan itu pun datang beberapa hari kemudian. Suu Kyi memutuskan menerima Tempo pada Selasa (14/12) pukul 10.30. Ketika ditanya mengapa akhirnya menerima Tempo, Suu Kyi yang menyambut di ruang kerjanya dengan senyum dan keramahan yang tulus, mengatakan, ”Indonesia, teman dekat kami.”

Wawancara lengkap Tempo dengan anak perempuan peletak dasar demokrasi untuk Burma, Jenderal Aung San, itu bisa dibaca di Koran Tempo, Majalah Tempo, dan Tempo Interaktif, Senin mendatang. Sedikit bocoran wawancara, Suu Kyi antara lain bicara tentang:

1. Tuntutannya pada pemerintah Burma untuk melepas seluruh tahanan politik.
2. Harapannya pada Indonesia dan ASEAN
3. Ketidaktakutannya pada penjara
4. Hobinya selama dalam tahanan rumah: membaca Harry Potter!

Maria Rita | YR

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya