Anwar diskors lantaran dianggap melontarkan pernyataan menyesatkan. Sebab, ia menyebut kampanye persatuan Malaysia, “1Malaysia”, yang diluncurkan pemerintah itu idenya berasal dari kampanye di Israel pada 1999. Adapun Karpal, Sivarasa, dan Azmin dijatuhi sanksi karena dituding membocorkan perincian investigasi parlemen terkait dengan pernyataan Anwar.
"Kami akan menggugat ke pengadilan," kata Karpal, yang juga pengacara Anwar dalam kasus sodomi terhadap mantan ajudannya pada 2008. Podium pun riuh-rendah dengan cercaan dan sorak-sorai para pendukung Anwar, pemimpin Partai Keadilan Rakyat. Mereka menuduh pemerintah sengaja merontokkan mayoritas suara oposisi di parlemen.
Sebab, hukuman untuk Anwar ini membuat kedudukan kelompok oposisi di parlemen semakin lemah sejak pemilu 2008. Saat itu, untuk pertama kalinya partai oposisi berhasil menggeser dominasi partai pemerintah Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO), yang membentuk koalisi partai Barisan Nasional.
Skors terhadap keempat politikus itu membuat jumlah kursi Pakatan Rakyat kurang dari sepertiga dari keseluruhan 222 kursi parlemen. Namun hal ini dibantah oleh Nazri. "Goblok," katanya. "Kalau mau amendemen, kan mesti punya dua per tiga dari 222 anggota parlemen atau 148 anggota parlemen. Barisan Nasional cuma punya 137 anggota."
Maklum saja, ada dugaan kelompok koalisi pimpinan Perdana Menteri Najib Razak membuat perubahan konstitusi dan aturan tentang wilayah pemilihan sebelum pemilu Malaysia digelar tahun depan. Apalagi Anwar Ibrahim berulang kali mengatakan tuduhan sodomi itu untuk membatasi ruang gerak politiknya.
THESTAR | STRAITSTIMES | ANDREE PRIYANTO