Siksaan Terhadap TKW di Arab Saudi Hal Biasa

Reporter

Editor

Rabu, 1 Desember 2010 14:31 WIB

Tenaga Kerja Wanita asal NTB Sumiati masih dalam perawatan medis akibat luka di sekucur tubuhnya di RS King Fahd, Madinah, Arab Saudi. ANTARA/SAPTONO
TEMPO Interaktif, Jedah - Sejumlah kasus penyiksaan terhadap pekerja asing di Arab Saudi yang muncul belum lama ini, khususnya dari Indonesia, menjadi masalah besar bagi Kerajaan.

Meskipun Kementerian Buruh telah memberikan penjelasan bahwa peristiwa yang menimpa pekerja asal Indonesia, Sumiati Salan Mustapa di Madinah, hanya sebagian kecil, namun para pekerja asing dan media setempat tak yakin. Kejadian itu, menurut mereka, sesungguhnya hal tersebut sudah biasa terjadi di masyarakat Saudi.

"Apa yang terjadi pada Sumiati juga terjadi pada pekerja asing lainnya, namun tak pernah dilaporkan," kata Aisha Matwani, pekerja asal Etiopia yang bekerja untuk keluarga Syria di Jedah.

Matwani mengatakan, dia mendengar banyak insiden kekerasan dari keluarga dan teman-temannya yang bekerja untuk keluarga Saudi. "Untuk itu, mengapa saya khawatir bekerja untuk keluaga Saudi. Kendati mereka bersedia membayar saya cukup tinggi SR1,500 (Rp 3,6 juta) sebulan, namun saya perlu mengingatkan kepada para pekerja asing agar menjaga keselamatan diri," katanya.

Ibrahim Shahid, seorang insinyur asal Pakistan yang bekerja untuk perusahaan konstruksi swasta, percaya ancaman bagi warga asing merupakan bagian dari kebiasaan warga Saudi.

"Mereka tidak tahu bagaimana berhubungan dengan orang lain. Mereka terbiasa menyiksa istri-istrinya, anak-anak, dan saudara-saudara perempuannya. Menyiksa pembantu dan pekerja merupakan bagian dari hidup mereka," paparnya.

"Warga Saudi beranggapan bahwa seluruh pekerja asing, baik yang berpendidikan maupun tidak, di Kerajaan harus melayani warga Saudi karena sudah dibayar," lanjutnya.

Pengakuan lain disampaikan oleh Kamal al-Sha'er, seorang penjaga toko asal Palestina dan ayah tiga anak. Dia mengatakan, warga Saudi gemar menyiksa pekerja asing. "Mereka melakukannya tanpa kontrol dan beranggapan para pekerja akan diam saja jika disiksa," kata al-Sha'er.

Saud al-Kateb, salah seorang anggota the Asbar Centre for Studies, Research and Communications, mengatakan bahwa kasus Sumiati sengaja ditutupi namun masyarakat tak bisa menjeneralisir kejadian itu juga dilakukan oleh seluruh warga Saudi.

"Kami tak bisa menjeneralisir bahwa seluruh warga Saudi suka menyiksa pekerja asing. Sayangnya, warga Saudi tidak mengerti hak-hak para pekerja. Mereka memperlakukan pekerja seperti robot," ujar al-Kateb.

"Kebiasaan orang Saudi tidak bisa diterima oleh pihak lain, misalnya mereka suka menghina pembantu sepanjang waktu. Penghinaan itu tidak hanya ditujukan kepada orang yang lebih tua tetapi juga pada pembantu. Anehnya, kebiasaan itu dilakukan pula oleh anak-anak karena belajar dari orang tua mereka," ujarnya. Menginggit pembantu, imbuhnya, fenomena biasa di kalangan keluarga Saudi.

Sayang sekali data statistik kekerasan terhadap pembantu di Saudi tidak ada. Menurut Kementerian Buruh, pembantu asing dari berbagai negara di Kerajaan saat ini mencapai 670 ribu orang.

"Para pekerja asing menunjukkan respek yang lebih baik dibandingkan warga Saudi. Ketika seorang pembantu bekerja untuk keluarga asing, mereka sesekali mendapatkan cuti. Sebaliknya bila mereka bekerja untuk keluarga Saudi, harus mengikuti aturan ketat," tutur al-Kateb.

"Perempuan Saudi selalu menuduh pembantu asing berperilaku tak bermoral, meskipun itu tidak benar. Para pembantu asing yang telah meninggalkan negaranya untuk bekerja dan mendapatkan uang, kelak uang tersebut dibawa pulang untuk keluarganya. Mereka tak mungkin memiliki hubungan dan melukai keluarga tempat mereka bekerja," ujar al-Kateb.

ARAB NEWS | CHOIRUL









Berita terkait

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

13 November 2017

Arab Saudi Masuk Daftar Hitam Pembunuh Anak Yaman

Arab Saudi masuk daftar hitam PBB untuk kasus pembunuhan anak-anak di Yaman yang jumlahnya mencapai 683 anak.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

25 Oktober 2017

Arab Saudi Tidak Beri Kompensasi untuk Korban Crane Jatuh

Pengadilan Arab Saudi membebaskan Grup Saudi Bin Laden dari kewajiban membayar kompensasi kepada korban crane jatuh di Mekah tahun 2015.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

25 Oktober 2017

Arab Saudi Akan Kembalikan Islam Menjadi Moderat

Putra mahkota mengatakan Arab Saudi akan mengembalikan agama Islam menjadi moderat dan berpandangan terbuka terhadap semua agama.

Baca Selengkapnya

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

6 Oktober 2017

Bertemu Putin, Raja Salman Beli Rudal S-400 Seharga Rp 40 Triliun

Raja Salman dan Putin bersepakat Saudi membeli senjata sistem pertahanan udara S-400 senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

4 Oktober 2017

Raja Salman Melawat ke Rusia untuk Pertama Kali, Ini Agendanya

Raja Salman akan berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya Kamis depan.

Baca Selengkapnya

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

23 Agustus 2017

Goyang Macarena di Jalan, Remaja 14 Tahun Ditangkap Polisi Saudi

Remaja berusia 14 tahun ditangkap polisi Arab Saudi akibat goyang Macarena di jalan

Baca Selengkapnya

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

15 Agustus 2017

Terungkap, Putra Mahkota Ingin Saudi Hengkang dari Perang Yaman

Sebuah bocoran email mengungkap bahwa Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammad bin Salman menginginkan negaranya keluar dari perang Yaman.

Baca Selengkapnya

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

15 Agustus 2017

Dabbing Ala Rapper, Artis Populer Arab Saudi Ditahan

Abdallah Al Shaharani, penyanyi Arab Saudi ini melakukan gerakan dabbing dalam sebuah festival musik

Baca Selengkapnya

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

14 Agustus 2017

Saudi Minta Irak Bantu Pulihkan Hubungan dengan Iran

Arab Saudi minta bantuan Irak memperbaiki hubunganya dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

2 Agustus 2017

Arab Saudi Bakal Jadikan Laut Merah Sebagai Lokasi Wisata

Proyek ini dalam rangka mengurangi ketergantungan Arab Saudi akan pendapatan dari penjualan minyak.

Baca Selengkapnya