“Forum Menlu G-15 Tak Bahas Situasi Politik Indonesia”
Kamis, 13 November 2003 08:56 WIB
“Soal kondisi politik Indonesia bukan bidangnya tim kami. Politik adalah masalah dalam negeri Indonesia,” tegas Hamid Albar kepada Tempo di sela-sela “The 22nd Meeting of The Minister of Foreign Affairs of Group Fifteen” yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Senin (28/5) siang.
Menurut Albar, forum Menteri Luar Negeri (Menlu) kali ini hanya membahas bagaimana meningkatkan dan menguatkan ekonomi dan perdagangan negara-negara berkembang dalam era globalisasi. Masalah lain yang dibicarakan hanyalah mengenai bagaimana menghadapi hambatan dan memanfaatkan kesempatan yang muncul dari hasil pembicaraan workshop sektor swasta dan tingkat Menteri Perdagangan dan Perindustrian yang berlangsung sehari sebelumnya (27/5) di tempat sama.
Dijelaskan oleh Albar, G-15 merupakan kelompok yang memiliki ketegasan dalam memilah-milah permasalahan. Ada yang memfokuskan pada bidang perdagangan, bidang investasi, masalah globalisasi, serta masalah-masalah yang menyangkut pembangunan di negara-negara berkembang. “Kami bekerja sama dengan harapan dapat menambah kesempatan dan tantangan,” ujar Albar. Jadi, lanjut dia, forum tidak terlalu mementingkan masalah politik dalam negeri anggota KTT G-15, seperti yang tengah dihadapi Indonesia saat ini.
Namun begitu, Makarim Wibisono, salah seorang Wakil Ketua Delegasi Indonesia yang dilimpahi tugas oleh Menlu Indonesia Alwi Shihab untuk memimpin sidang dalam pertemuan tingkat menlu ini, sempat menyampaikan kepada wartawan rasa keprihatinan delegasi Malaysia akan masalah krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia. “Saya sempat terharu mendengar ucapan Menlu Malaysia yang merasa prihatin karena krisis ekonomi di Indonesia yang berkepanjangan dan tidak terselesaikan,” kata pria yang juga menjabat Dirjen Hubungan Ekonomi Luar negeri Departemen Luar Negeri ini.
Sementara itu, Menlu Alwi Shihab kemungkinan tidak dapat mengikuti Kelanjutan pertemuan ini karena hingga rehat makan siang tidak kembali ke sidang setelah mendapat panggilan mendadak dari Presiden Abdurrahman Wahid untuk ke Istana Merdeka. Menlu melimpahkan tugasnya Kepada Makarim Wibisono dan Nugroho Wisnumurti, salah seorang Wakil Ketua Delegasi Indonesia, yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Indonesia untuk Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) di Jenewa. (Sri Wahyuni)