TEMPO Interaktif, Pertunangan dan rencana pernikahan calon pewaris Kerajaan Inggris, Pangeran William dan kekasihnya, Kate Middleton menyita perhatian dunia. Termasuk, para analis keuangan. Menurut mereka, pernikahan Pangeran William dan Kate akan mendongkrak ekonomi Inggris.
Seorang analis keuangan, Neil Saunders, ekonomi Inggris akan terdorong lewat penjualan suvenir Pangeran William dan Kate Middleton, serta kedatangan para turis yang ingin menyaksikan pernikahan kerajaan terbesar setelah Pangeran Charles dan Lady Diana Spencer hampir 30 tahun lalu.
"Namun sulit menghitung besarnya keuntungan secara pasti dari tunangan dan rencana pernikahan mereka," kata Saunders. "Yang jelas, dari penjualan suvenir pertunangan ini saja bisa meraup keuntungan antara 12 juta pound (Rp170 miliar) hingga 18 juta pound (Rp256 miliar)."
Menurut Saunders, bisa dipastikan keuntungan ekonomi dari pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton bisa jauh lebih besar. Saunders memperkirakan, penjualan suvenir saat pasangan Kerajaan itu menikah bisa mencapai 26 juta pound sekitar Rp370 miliar.
Sedangkan makanan bisa menghasilkan lebih dari 360 juta pound sekitar Rp5,2 triliun, termasuk penjualan sampanye dan anggur untuk merayakan pernikahan mereka. Dari sektor pariwisata, Saunder memprediksi keuntungannya mencapai 216 juta pound.
William dan Kate, keduanya 28 tahun, bertemu saat mereka kuliah di Universitas St. Andrews, Skotlandia pada 2001. Dua tahun kemudian, mereka mulai berpacaran. Pasangan ini sempat berpisah pada 2007 karena karir militer yang dijalani Pangeran William. Namun dalam hitungan minggu mereka kembali berhubungan. (Baca juga:
Pangeran William Melamar Pakai Cincin Lady Diana)
William melamar Kate saat mereka liburan di Kenya bulan lalu. Dalam wawancara di sebuah stasiun televisi dua hari lalu, William mengungkapkan dia melamar Kate dengan cincin milik mendiang ibunya, Lady Diana.