Partai Militer Dipastikan Menangi Pemilu Burma

Reporter

Editor

Selasa, 9 November 2010 05:52 WIB

AP/Khin Maung Win

TEMPO Interaktif, Rangoon -Dua partai yang didukung militer dipastikan akan memenangi pemilihan umum Burma yang berlangsung Ahad lalu. Pemilu ini merupakan yang pertama dalam 20 tahun terakhir. Tapi dunia mengutuk pemilu tersebut karena dinilai sarat kecurangan.

Kedua partai itu adalah Partai Pembangunan dan Solidaritas Bersatu (USDP) serta Partai Persatuan Nasional (NUP). USDP, yang sangat dekat dengan pemimpin junta militer, Jenderal Than Shwe, memperebutkan 1.163 kursi, hampir semua kursi, sedangkan rival utamanya, NUP, memperebutkan 999 kursi.

Seperti dilaporkan kemarin, jumlah yang diperebutkan kedua partai yang dikenal konservatif dan otoriter itu jauh dari jumlah kursi yang diperebutkan dua partai prodemokrasi. Partai Pasukan Demokrasi Nasional hanya memperebutkan 163 kursi, sedangkan Partai Demokrat kebangsaan Shan 157 kursi.
Besarnya jumlah kursi tersebut diperkirakan akan memberikan keleluasaan kepada USDP dan NUP untuk memenangkan pemilu sehingga pemerintahan pun kembali dikuasai militer. “Tidak ada keraguan, pemerintahan baru nanti akan dipegang militer yang berbaju sipil,” kata ahli studi Asia dan hubungan internasional Universitas Canberra, Christopher Roberts.
Partai prodemokrasi memang sulit untuk memenangi pemilu. Selain karena sejumlah aturan yang sengaja dibuat untuk menjegal mereka, hal itu karena pemilu dipenuhi kecurangan oleh partai militer. Pengamat independen Burma melaporkan adanya intimidasi dan suap. Mereka juga menemukan intervensi junta yang begitu luas, baik saat kampanye maupun pemungutan suara, khususnya di daerah pedesaan.
Di wilayah Karen, seorang kandidat USDP membayar kepala desa sebesar 200 ribu kyats atau Rp 1,8 juta. Di wilayah Rakhine, orang-orang tua diberi kacamata baca dan pasien rumah sakit diberi 50 ribu kyat oleh kandidat pemerintah. Beberapa desa lainnya juga dijanjikan jalan baru atau lampu jalan.
Kontrol militer terhadap pemilu memicu kemarahan kelompok pejuang etnis minoritas. Mereka, yang berjumlah 40 persen dari populasi, memperingatkan perang sipil bisa meletus jika militer berusaha melakukan sentralisasi konstitusi dan mencabut hak mereka.
Peringatan mereka ternyata bukan isapan jempol. Ahad sore, setelah pemungutan suara usai, terjadi bentrokan antara pejuang etnis Karen dan tentara pemerintah. Petugas Thailand mengatakan pertempuran utama terjadi di Kota Myawaddy, perbatasan antara Burma dan Thailand. Baku tembak dan lemparan mortir yang berlanjut hingga Senin sore mendesak ribuan pengungsi lari ke Thailand. Peristiwa ini mengakibatkan tiga tewas dan 10 orang terluka.
REUTERS | AP | GUARDIAN | BBC | SUNARIAH

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya