Amerika Jual Senjata ke Saudi

Reporter

Editor

Jumat, 22 Oktober 2010 06:56 WIB

Helikopter AH-64 Delta Apache Longbow milik Angkatan bersenjata Amerika Serikat. AP/The Courier, Eric S. Swist
TEMPO Interaktif, Washington -Amerika Serikat kemarin memastikan penjualan senjata militer kepada Arab Saudi. Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Andrew Shapiro menyebutkan transaksi bernilai US$ 60 miliar ini merupakan kulakan terbesar persenjataan militer dalam sejarah Amerika Serikat. "Guna mendukung peran kami dalam keamanan di kawasan tersebut," ujarnya.

Kesepakatan yang dilaksanakan secara bertahap dalam 15-20 tahun ke depan ini meliputi penjualan 84 unit jet tempur F-15 dan peremajaan sejumlah pesawat perang milik Saudi, sekutu dekat Amerika Serikat di Timur Tengah. Transaksi "babon" itu juga mencakup penjualan 178 helikopter--Apache, Blackhawks, dan Little Bird. Plus rudal, bom, dan sistem radar.

"Kesepakatan ini membantu Saudi dalam memenuhi kebutuhan keamanan mereka," ujar Shapiro. Bersamaan dengan itu, Israel juga memesan jet tempur supercanggih, F-35. Lebih dari 100 unit jet tempur antiradar ini akan tiba di Israel pada 2015, bersamaan dengan pengiriman ke Saudi, dan sejumlah negara lain di kawasan Teluk.

Peneliti Institut Riset Perdamaian Internasional, Pieter Wezeman, mengatakan transaksi gede-gedean ini merupakan siasat Amerika Serikat dalam merespons sepak terjang Iran di kawasan. "Arab Saudi bak penopang di antara Israel dan Iran," tutur peneliti militer pada lembaga think thank militer yang berbasis di Swedia tersebut.

Wezeman ada benarnya. Belum lama ini Venezuela dan Iran mencapai kata sepakat dalam sejumlah perjanjian kerja sama yang mencakup pembangunan nuklir. Kedua pemimpin negara ini dikenal luas frontal terhadap Washington. Pada Agustus lalu, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, misalnya, memamerkan pesawat pengebom yang dijuluki Duta Besar Kematian.

Bukan cuma itu. Iran juga sukses membuat misil Sajjil, yang diklaim mampu mencapai sasaran sejauh 2.000 kilometer--Israel dan pangkalan-pangkalan Amerika Serikat di kawasan Teluk. Garda Revolusi Iran juga ditunjang tiga kapal selam yang bisa beroperasi di perairan-perairan dangkal tempat armada kelima Amerika Serikat beroperasi.

Karena itu, Wezeman kembali memastikan bahwa penjualan senjata ke Saudi ini demi mempertahankan kawasan dari kemungkinan serangan Iran. "Tentu saja mereka tak akan bilang seperti itu," katanya. Wezeman mencatat ada lebih dari 50 delegasi yang berasal dari pelbagai firma pertahanan dan ruang angkasa yang melawat ke Uni Emirat Arab.

"Sementara bujet pertahanan Amerika cekak, negara-negara Teluk justru berlimpah," ujar Wezeman. Meski begitu, peneliti pada Economist Intelligence Unit, Jane Kinnimont, ragu senjata-senjata itu mampu menjawab tantangan Garda Revolusi Iran. "Mereka semuanya bekas pejuang Perang Iran-Irak," katanya. "Jujur saja, mereka sudah lebih teruji." l AP | CNN | AL-AHRAM | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya