Aung San Suu Kyi Ingin Nge-tweet

Reporter

Editor

Senin, 18 Oktober 2010 19:20 WIB

Aung San Suu Kyi. AP/Khin Maung Win

TEMPO Interaktif, Pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi yang kini mendekam dalam tahahan rumah ingin bergabung dengan jejaring sosial Twitter.

Ia ingin berkonukasi dengan generasi muda, kata penasihat hukumnya.

Peraih Nobel ini dikenakan tahanan rumah oleh rezim militer Burma selama 15 hingga 21 tahun, namun 13 November depan, masa penahanannya berakhir. Para pengamat yakin penahanannya sengaja didisain agar perempuan 65 tahun itu tak bisa mengikuti pemilihan umum yang baru pertama kali diadakan sejak 20 tahun di Burma, dijadwalkan 7 November 2010.

Panitia pemilihan umum Burma mengatakan, saat ini media asing tidak diperkenankan meliput pemilu di negaranya, termasuk pengamat asing.

Masa penahanan Aung San Suu Kyi diperpanjang pada Agustus tahun lalu setelah dia ketahuan melanggar aturan saat ditahan dalam rumah dengan cara menerima tamu pemuda Amerika Serikat yang berenang di danau dekat rumahnya.

Penasihat hukumnya, Nyan Win, yang mengunjungi dua kali pekan lalu, mengatakan, "Dia bilang sama aku, ingin menggunakan Twitter untuk berhubungan dengan kawula muda di dalam dan luar negeri. Dia berharap bisa menggunakan Twitter setiap hari dan terus berhubungan."

Aung San Suu Kyi tak memiliki saluran telepon dan akses internet, meskipun dia mempunyai laptop, kata pengacaranya.

Partai yang dipimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memboikot pemilihan umum yang digelar pemerintah otoriter. Mereka menganggp pemilu tersebut tidak jujur dan tak demokratis.

Untuk mengamankan jalannya pemilihan umum, Ketua Komisi Pemilihan Umum, Thein Soe, tetap memberikan izin kepada diplomat asing di Rangoon untuk melihat jalannya pemilu, namun mereka dilarang mengundang pengamat asing.

"Perwakilan di Rangoon yang bekerja untuk media asing diperbolehkan meliput kegiatan pemilu, namun jurnalis asing tidak akan dizinkan," ujarnya.

Pemilihan umum di Burma terkahir pada 1990. Saat itu, media asing dizinkan meliput kegiatan pemilu yang hasilnya dimenangkan oleh partai NLD pimpinan Aung Saan Suu Kyi.

Menurut Thein Soe, pemilu bulan depan akan dilaksanakan di 40 ribu TPS akan diikuti oleh 29 juta pemilih.

Di Burma, negara berpenduduk 60 juta jiwa, kini terdapat 400 ribu pengguna internet. Sebagian besat pengguna saluran ini berada di ibu kota Ranggon dan terbesar kedua Mandalay.


GUARDIAN | CHOIRUL

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya