TEMPO Interaktif, San Jose Mine -Di jalan yang berliku di sebuah padang pasir yang kosong di luar Kota Copiapo, utara Cile, tampak pemandangan bak pasar malam. Ribuan orang berduyun-duyun ke sana dari seantero negeri. Bendera berwarna biru, putih, dan merah berkibar-kibar di hampir setiap sudut tempat yang dikenal sebagai Pertambangan Emas dan Tembaga San Jose itu.
"Ada 33 orang, dan Yesus wafat dan datang kembali ketika dia berumur 33 tahun," kata Bernarda Lorca, 52 tahun, seorang pedagang asal Santiago. Lorca, yang lumpuh sejak usia 9 tahun, mengayuh kursi rodanya sejauh 65 kilometer dari Copiapo untuk menuju San Jose. "Anda tahu sekarang mengapa saya mesti ada di sini bersama mereka."
Lorca adalah satu dari ribuan orang yang berbondong-bondong menuju Camp Hope, sebuah markas darurat yang didirikan oleh keluarga dan sahabat para penambang di pintu terowongan Pertambangan San Jose. Mereka beramai-ramai menanti upaya pemerintah menyelamatkan 33 penambang yang terjebak di bawah tanah sedalam 700 meter.
"Kami akan mengupayakan agar rencana ini berjalan mulus," kata Menteri Pertambangan Cile Laurence Golborne. Sebab, kata dia, upaya penyelamatan ini sangat rumit dalam sejarah pertambangan dan sangat bergantung pada keberhasilan mesin. "Kami tak mau gegabah," tuturnya kepada lebih dari seribuan wartawan yang sudah ada di sana sepekan lalu.
Dia berharap operasi penyelamatan yang dimulai kemarin malam itu bisa berjalan lancar. "Jika kami berkata Rabu, hal itu bergantung pada kemajuan dan halangan saat proses penyelamatan," ujar Golborne. Perayaan sendiri sudah digelar sejak Sabtu lalu ketika mesin bor sukses melesak ke dalam bumi sejauh 625 meter.
Sejumlah pengemudi membunyikan klaksonnya di ibu kota Cile, Santiago. Warga pun merayakannya dengan mengibarkan bendera di seluruh kota di Cile, yang masih memulihkan keadaan setelah gempa bumi dahsyat mengguncang pada 27 Februari lalu. Derai tawa, nyanyian, dan tarian menggema di sekitar Camp Hope.
"Saya sungguh amat gembira," ujar Christina Nunez, pasangan satu atap Claudio Yanez, salah satu penambang yang terperangkap. Nunez berharap bisa bersama Yanez sebelum 21 Oktober saat ulang tahun putri mereka. Begitu pula Alicia Campos, ibu Daniel Harrera, yang juga masih ada di dalam tanah. "Saya sudah tak sabar lagi," kata Campos.
Malah para istri dan pacar para penambang yang berkemah di Camp Hope telah bersiap bersalin rupa dan merencanakan pakaian yang mereka kenakan untuk menyambut suami dan kekasih mereka tersebut. Di antara mereka bahkan ada bayi yang baru berumur beberapa minggu. Namanya Esperanza, atau juga dipanggil "Hope".
Ayah Esperanza, Ariel Ticona, telah melihat kelahiran putrinya melalui video yang dikirim melalui lubang kecil yang berguna sebagai penyambung hidup selama musibah itu. "Saya merindukan saat-saat untuk bisa memeluknya," kata Ticona. Istrinya menamakan Esperanza setelah mendapat masukan dari beberapa keluarga di Camp Hope.
Presiden Cile Sebastian Pinera berencana datang ke lokasi guna melihat proses evakuasi para penambang tersebut. Teknisi mengatakan kapsul itu bisa diluncurkan ke kedalaman 622 meter. Tim penyelamat terdiri atas 16 orang. Mereka gabungan anggota pasukan khusus dan veteran SAR yang piawai dalam penyelamatan kecelakaan tambang bawah tanah.
AP | CSMONITOR | REUTERS | ANDREE PRIYANTO
AP | CSMONITOR | REUTERS | ANDREE PRIYANTO
