Panel PBB: Serbuan Israel ke Mavi Marmara Ilegal

Reporter

Editor

Jumat, 24 September 2010 06:34 WIB

Kapal Mavi Marmara membawa aktivis pro-Palestina dan bantuan kemanusiaan ke Gaza. REUTERS/Emrah Dalkaya
TEMPO Interaktif, Jenewa - Militer Israel bersalah atas "kebrutalan yang tak bisa diterima" serta melakukan "kekerasan mengerikan dan tak perlu" dalam serbuan pada Mei lalu atas sebuah kapal kemanusiaan di lepas pantai Gaza, yang menewaskan 9 aktivis. Demikian disebutkan panel Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis kemarin.

Setelah sebuah misi pencari fakta dibentuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB, yang berbasis di Jenewa, tiga anggota tim--terdiri atas pakar hak asasi manusia--menyusun laporan yang meyakinkan Israel soal episode itu bahwa pasukannya telah melanggar hukum internasional. Tim juga menyimpulkan bahwa blokade laut oleh Israel atas Gaza tidak sah karena ada masalah kemanusiaan di sana. Selain itu, serangan militer atas kapal Mavi Marmara amat brutal dan berlebihan.

Di Tel Aviv, Menteri Luar Negeri Israel menanggapinya dengan mengatakan bahwa Dewan Hak Asasi Manusia PBB telah berlaku "bias, dipolitisasi, dan mempraktekkan pendekatan ekstremis".

Temuan itu muncul seiring dengan pembentukan satu panel tingkat tinggi kedua oleh Dewan Keamanan PBB, yang bersiap membahas temuan mereka sendiri. Israel menolak bekerja sama dengan tim Dewan HAM dan berubah pada malam terakhir menentang kesimpulan.

"Dewan menyalahkan Israel sebelum investigasi dan tidak mengejutkan bahwa mereka melakukan kecaman setelahnya," kata seorang juru bicara untuk Menteri Luar Negeri Israel. Negeri Yahudi itu berkukuh prajuritnya bertindak membela diri.

Laporan Dewan Hak Asasi Manusia PBB ditulis oleh mantan jaksa kejahatan perang, Desmond de Silva; hakim Trinidad, Karl Hudson-Phillips; dan pembela hak asasi perempuan asal Malaysia, Mary Shanthi Dairiam.

Fawzi Barhoum, juru bicara Hamas, menyebutkan laporan itu menegaskan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina adalah pelanggaran hak asasi manusia "tak hanya melawan rakyat Palestina, tapi juga melawan warga tak berdosa yang datang untuk menunjukkan simpatinya". Dia mendesak agar para komandan pendudukan disidang atas kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu kemarin menyambut baik investigasi yang tidak memihak dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB atas serbuan ke Flotilla. "Tujuan kami bukan untuk memprovokasi krisis politik, melainkan buat memastikan bahwa setiap orang menghormati hukum internasional dan berkeyakinan tidak ada negara di atas hukum. Kami tak akan membiarkan hal itu terjadi lagi di Mediterania Timur," kata Davutoglu kemarin di Ankara. l The Independent | Reuters | Ynetnews | dwi arjanto




Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya