Imam New York Terus Upayakan Pembangunan Dekat Ground Zero

Reporter

Editor

Selasa, 14 September 2010 04:13 WIB

Imam Feisal Abdul Rauf. AP/Craig Ruttle
TEMPO Interaktif, New York - Feisal Abdul Rauf, Imam New York yang menjadi penggagas ide pembangunan Pusat Studi Islam dan masjid di dekat Ground Zero, bekas reruntuhan menara kembar World Trade Center di Manhattan, akan terus memperjuangkan rencananya itu meskipun banyak penolakan dari masyarakat Amerika Serikat.

Rauf yang berbicara di Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat, Senin (13/9), mengaku sangat menyadari bahwa upaya untuk mewujudkan rencananya itu menuai pertentangan. "Pasti, layaknya badai api semua ini," kata dia

Rauf sebelumnya telah berulang kali menolak pindah dari lokasi yang direncanakan, dua blok dari Ground Zero, sebuah monumen bekas dua menara kembar WTC yang dihancurkan oleh kelompok Al Qaeda itu.

Dia mengakui, bagaimanapun tekanan untuk memindahkan lokasi Pusat Studi Islam itu telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena menjadi isu politik nasional di Amerika.

"Kami sedang mengeksplorasi semua opsi saat kita bicara sekarang ini dan kami terus bekerja untuk mencari solusi, insya Allah akan bisa selesai krisis ini," kata Rauf tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang sedang dipertimbangkan.

Sebuah jajak pendapat yang dikeluarkan Senin (13/9) oleh Quinnipiac University menyebutkan bahwa 63 persen responden di Amerika Serikat menyatakan salah untuk membangun sebuah masjid dan pusat Islam begitu dekat di Ground Zero.

Sekitar 2 ribu orang berkumpul pada Sabtu lalu untuk memperingati sembilan tahun serangan 9 September di dekat lokasi yang diusulkan oleh Rauf tersebut. Seorang pendeta di Florida, Terry Jones mengancam akan membakar Al-Quran pada hari acara peringatan 9 September jika masjid dan Pusat Studi Islam tetap dibangun di lokasi itu.

Meskipun Jones membatalkan rencananya, Rauf mengatakan bahwa peristiwa di New York itu sedang menjadi sorotan di seluruh dunia. "Misalnya kita berbicara lantang ke seluruh dunia," kata Rauf. "Apa yang terjadi di sini akan memiliki efek."

Rauf menyatakan muslim Amerika harus bisa mengatasi diskriminasi dan diakui sebagai orang Amerika penuh. "Sekarang giliran kita sebagai umat Islam untuk minum dari cawan ini."

REUTERS l BASUKI RAHMAT

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya