PM Julia Gillard Menang Tipis

Reporter

Editor

Rabu, 8 September 2010 04:29 WIB

Julia Gillard. AP/Mark Graham
TEMPO Interaktif, Sydney -Perdana Menteri Australia Julia Gillard menjanjikan kepada para pemilih sebuah pemerintahan yang lebih terbuka setelah mengamankan pemerintahan minoritas Partai Buruh untuk masa jabatan kedua dengan dukungan penuh kubu Hijau dan beberapa anggota parlemen independen kemarin.

Tapi itu akan menjadi bangunan keterampilan konsensus Gillard yang akan memutuskan apakah pemerintahan, yang berkuasa lewat satu kursi mayoritas didukung oleh anggota independen dan seorang anggota parlemen Partai Hijau, berlangsung selama periode tiga tahun, setelah pemilihan umum legislatif menghasilkan parlemen menggantung sejak Perang Dunia II.

"Kami akan memegang standar-standar yang lebih tinggi dalam transparansi dan reformasi dan, dalam semangat itu, saya mendekati tugas membentuk sebuah pemerintahan," ujar Gillard, menegaskan, setelah sehari dua anggota parlemen independen akhirnya mendukung pemerintahan Partai Buruh-nya. Dia beroleh suara 76, unggul tipis atas pesaingnya, Tony Abbot, dari Konservatif, yang didukung 74 suara.

Dia juga mengungkapkan tujuannya mendorong sebuah pemerintahan minoritas yang stabil. "(Partai) Buruh bersiap memerintah. Buruh siap membentuk pemerintah yang stabil, efektif, dan aman untuk tiga tahun mendatang," ucap Gillar dalam sebuah konferensi pers di parlemen kemarin.

Gillard diangkat sebagai perdana menteri dalam sebuah kudeta Partai Buruh pada Juni lalu dalam upaya menghindari kehilangan suara dalam pemilu karena apa yang dilihat sebagai kepemimpinan otokratik dan kegagalan kebijakan pendahulunya, mantan perdana menteri Kevin Rudd.

Sebagai pengacara dengan latar belakang aktif di serikat pekerja, Gillard adalah negosiator ulung. Tidak seperti Rudd, yang dalam beberapa kesempatan gagal meyakinkan parlemen untuk meloloskan rancangan undang-undang penting, termasuk rancangan undang-undang skema perdagangan emisi karbon untuk mengatasi perubahan iklim.

Rudd sempat berencana membuat pajak pertambangan 40 persen yang memicu kerusakan hubungan politik dengan industri penambangan global. Dengan sigap, Gillar meyakinkan penambang kelas berat, seperti BHP Billiton, Rio Tinto, dan Xstrata, meneken pajak setelah menurunkan tingkatnya menjadi 30 persen.

Dalam waktu dua bulan, Gillard juga sukses melakukan rekonsiliasi kepemimpinan, aksen Australia, dan merangkul kelas pekerja yang mengangkat kembali "saham" Partai Buruh dan dia menyeru sebuah pemilihan umum.

Selama kampanye untuk pemilu 21 Agustus lalu, ofensif pesona Gillard membuatnya sebagai perdana menteri paling disukai oleh para pemilih, walaupun dukungan kepada Partai Buruh mengalami pasang-surut. Perempuan 48 tahun--lajang, tanpa anak, dan tak percaya Tuhan--itu dengan gampang menjadi target lelucon di radio, tapi dia bersikap santai. Toh, dengan rasa humor dan intelektualitasnya, dia memenangi hati banyak warga Australia.

Gillard pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada 1998. Karier perempuan kelahiran Wales, yang kemudian menjadi penduduk Australia, itu melesat. Dan dia menjadi perdana menteri perempuan Australia pertama pada Juni lalu setelah terdepaknya Kevin Rudd.
REUTERS I THE GUARDIAN I DWI ARJANTO

Berita terkait

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.

Baca Selengkapnya

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.

Baca Selengkapnya

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.

Baca Selengkapnya

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.

Baca Selengkapnya

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.

Baca Selengkapnya

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.

Baca Selengkapnya

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca Selengkapnya

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.

Baca Selengkapnya