Efek Domino Pelarangan Cadar di Prancis

Reporter

Editor

Selasa, 7 September 2010 09:41 WIB

AP/Christophe Ena
TEMPO Interaktif, Aneka protes di Pakistan, ancaman Al-Qaidah, dan turis-turis muslim yang khawatir. Inilah potret rencana Prancis mengakhiri cadar model burqa, yang ternyata bergema melampaui perbatasan negeri. Sebuah rancangan undang-undang yang bakal melarang cadar, yang bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai republik Prancis, diperkirakan memenangi dukungan Senat bulan ini.

Jika lolos, para diplomat Prancis bakal menghadapi sebuah tugas berat guna memastikan pelarangan itu tidak mengasingkan pemerintah, mencegah datangnya pembeli dengan dompet penuh, atau memprovokasi teroris.

Memastikan kesetaraan gender, martabat perempuan, dan keamanan menjadi alasan resmi Prancis ingin memberangus cadar Islam, paling sering disebut sebagai "niqab", yang menyembunyikan seluruh wajah, kecuali mata. Pihak berwenang menegaskan, larangan global--termasuk orang asing yang bakal berkunjung--bukan bermaksud anti-Islam.

Tapi pesan itu gagal membujuk sejumlah pemerintah, yang merupakan sekutu tradisional Barat atau Prancis, atau para wisatawan Arab, yang selalu terkesiap atas segitiga emas Paris, sebuah distrik belanja paling mengkilap dan mahal yang berpusat di Champ-Elysees.

"Ketika Anda turis, Anda ingin akses ke tempat Anda merasa diterima," ujar Saif Dalal Oman, seorang tajir dari kesultanan dekat Arab Saudi, yang selama liburan tiga pekan mengunjungi Prancis, Ahad lalu. Saif, yang bekerja di industri minyak, seharian dengan keluarganya asyik memilih parfum dan kosmetik.

"Jika mereka merasa tak diterima, Prancis akan kehilangan pendapatan seperti ini," kata Saif, yang menenteng satu tas penuh belanjaan, di sudut mentereng Paris itu. Pelarangan itu mencederai citra Prancis sebagai penjaga dan pelindung kebebasan.

Menurut Badan Turis dan Kongres Paris, jumlah tamu ke Paris dari sejumlah negara kaya minyak di Timur Tengah naik hampir 30 persen dalam semester pertama 2010 dibanding tahun lalu. "Saya dapat melihat bahwa banyak keluarga bakal benar-benar mengubah tujuan (wisata) mereka karena (larangan) itu," tutur Saif, yang berjalan-jalan bersama putri dan adiknya yang berjilbab dan istrinya yang bercadar.

Advertising
Advertising

Banyak turis muslim berjilbab meninggalkan setelan itu kala liburan ke Eropa. Tapi itu tak menghapus rasa bahwa Prancis menyinggung para pemeluk Islam. "Keluarga saya bertanya mengapa saya ingin ke sana? Mereka tidak suka kita," ucap Maryam Saeed, 40 tahun, yang bekerja di sebuah sekolah di Dubai.

"Sejauh ini, sejumlah pemerintah asing diam atas rancangan (undang-undang) pelarangan jilbab, terpecah atau menolak," kata Joseph Maila, yang mengepalai sebuah divisi di Kementerian Luar Negeri Prancis, yang mengurusi isu-isu agama.

Beberapa sekutu dekat Prancis, seperti Inggris dan Amerika Serikat, keduanya punya populasi muslim yang besar, adalah beberapa negara yang secara terbuka tidak setuju terhadap rencana Paris. "Soal jilbab, dunia tidak hitam dan putih," ujar Maila. "Itu abu-abu."

Memang para ulama muslim moderat di Prancis dan negara lain setuju bahwa Islam tidak mengharuskan perempuan menutupi wajah mereka, tapi banyak yang merasa tak nyaman atas adanya pelarangan jilbab.

AP | DWI ARJANTO

Berita terkait

Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan  

10 September 2017

Anak Penderita Lumpuh Sekarat Digigit Tikus, 225 Luka Ditemukan  

Pengalaman tragis seorang anak yang menderita lumpuh dikeroyok tikus hingga ditemukan 225 luka di tubuhnya.

Baca Selengkapnya

Paris Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis  

31 Agustus 2017

Paris Pertama Kali Sediakan Taman Bersantai untuk Kaum Nudis  

Kota Paris untuk pertama kali membuat ruang bersantai kaum nudis, orang-orang yang hidup tanpa busana atau telanjang, di taman Bois de Vincennes.

Baca Selengkapnya

Mobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang

21 Agustus 2017

Mobil Menyeruduk Halte Bus di Marseille, Prancis Tewaskan 1 Orang

Seorang pria dengan mengendarai mobil curian menyeruduk halte bus di Marseille, Prancis pagi hari ini yang menewaskan satu wanita.

Baca Selengkapnya

Prancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara

10 Agustus 2017

Prancis Tangkap Seorang Pria Terduga Penabrak 6 Tentara

Perdana Menteri Edouard Philippe menegaskan bahwa orang yang ditangkap adalah orang yang sama yang melakukan serangan tersebut

Baca Selengkapnya

Warga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron

8 Agustus 2017

Warga Prancis Tolak Status Ibu Negara untuk Istri Emmanuel Macron

Petisi penolakan menuntut agar tidak ada dana publik yang disisihkan untuk posisi ibu negara bagi Briggite, istri Emmanuel Macron

Baca Selengkapnya

Berselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur

20 Juli 2017

Berselisih Dengan Macron, Panglima Militer Prancis Mundur

Panglima militer Prancis mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecam Presiden Emmanuel Macron karena memprotes pemotongan anggaran militer

Baca Selengkapnya

Istri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka

10 Juli 2017

Istri Emmanuel Macron Buktikan Kalau Umur itu Sekadar Angka

Penampilan istri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Brigitte Macron memilih busana yang membuatnya tampak lebih muda dan enegik.

Baca Selengkapnya

Sopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem

23 Juni 2017

Sopir Bus di Prancis Kenakan Rok Hadapi Cuaca Panas Esktrem

Sopir bus di Prancis mulai mengenakan rok untuk menghadapi suhu yang panas ekstrem.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe

14 Mei 2017

Ribuan Warga Paris Sambut Presiden Macron di Arc de Triomphe

Ribuan warga Prancis memadati Jalan Champ Elysee untuk menyaksikan presiden baru Emmanuel Macron, yang akan menuju monumen Arc de Triomphe, Paris.

Baca Selengkapnya

Macron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat  

14 Mei 2017

Macron Dilantik Jadi Presiden Prancis, Paris Dijaga Ketat  

Selama Hollande memerintah lima tahun, pertumbuhan ekonomi Prancis lamban.

Baca Selengkapnya