TEMPO Interaktif, Washington - Amerika Serikat hari ini menyerukan agar Cina membuat langkah tambahan buat menekan Korea Utara sebagai desakan negara-negara lainnya mengikuti penerapan sanksi-sanksi baru.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, yang mengumumkan sanksi baru terhadap Pyongyang dalam lawatannya ke Korea Selatan kemarin, berencana akan bertemu empat mata dengan Menteri Luar Negeri Cina Yang Jiechi pada pertemuan regional di Vietnam hari ini.
"Kami akan berbicara dengan Cina atas apa yang kami pikir (sebagai) langkah tambahan yang bisa diambil (buat menekan Korea Utara)," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Philip Crowley kepada wartawan di Washington.
"Menteri Luar Negeri akan punya kesempatan menjelaskan kepada Menteri Yang apa yang seharusnya ditimbang dan jalan ke depan tak hanya sebatas isu terkait Korea Utara, tapi juga isu-isu terkait Iran," papar Crowley lagi.
Crowley berharap Cina menanggapi Korea Utara, dengan mengatakan harus ada "implementasi secara agresif" atas resolusi Dewan Keamanan PBB tahun lalu yang mengetatkan sanksi-sanksi atas program militer Pyongyang.
Channelnewsasia | dwi arjanto
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, yang mengumumkan sanksi baru terhadap Pyongyang dalam lawatannya ke Korea Selatan kemarin, berencana akan bertemu empat mata dengan Menteri Luar Negeri Cina Yang Jiechi pada pertemuan regional di Vietnam hari ini.
"Kami akan berbicara dengan Cina atas apa yang kami pikir (sebagai) langkah tambahan yang bisa diambil (buat menekan Korea Utara)," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Philip Crowley kepada wartawan di Washington.
"Menteri Luar Negeri akan punya kesempatan menjelaskan kepada Menteri Yang apa yang seharusnya ditimbang dan jalan ke depan tak hanya sebatas isu terkait Korea Utara, tapi juga isu-isu terkait Iran," papar Crowley lagi.
Crowley berharap Cina menanggapi Korea Utara, dengan mengatakan harus ada "implementasi secara agresif" atas resolusi Dewan Keamanan PBB tahun lalu yang mengetatkan sanksi-sanksi atas program militer Pyongyang.
Channelnewsasia | dwi arjanto
