Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. AP/Uriel Sinai
TEMPO Interaktif, Yerusalem - Panel investigasi kasus Mavi Marmara yang dibetuk pemerintah israel akan meminta keterangan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 9 Agustus.
Proses erupa juga akan berlaku pada Menteri Pertahanan Ehud Barak dan panglima militer Jenderal Gabi Ashkenazi pada 10 dan 11 Agustus. Ketiga pejabat itu akan memberikan kesaksian di bawah sumpah. “Komisi sekrang menerima dan sedang mempelajari beberapa dokumen yang ddiperlukan,” kata komite investigasi itu dalam pernyataan tertulisnya.
Kemarin tim ini menyimpulkan telah terjadi kesalahan dalam pelabagai keputusan terkait operasi ke kapal Mavi Marmara. Mereka juga menyebutkan perencanaan yang dibuat juga tidak matang sehingga tidak siap mengantisipasi perlawanan yang terjadi.
Insiden itu berlangsung akhir Mei lalu. Sebanyak 19 orang tewas dan 36 lainnya cedera saat pasukan komando angkatan laut Israel menyerbu ke atas Mavj Marmara yang berbendera Turki.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.