Seorang pemuda meniup Shofar membelakangi spanduk bergambar tentara Israel Gilad Schalit di Caesarea, Israel (2/7). AP/Ariel Schalit
TEMPO Interaktif, Amman -Setelah berbulan-bulan macet dalam aneka negoisasi untuk pembebasan tentara Israel yang ditahan, Kepala Politbiro Hamas bilang kepada harian Yordania bahwa gerakan itu siap membuka lagi perundingan. Tetapi dia menekankan itu bukan berarti mengikuti tuntutan tersebut.
Dalam sebuah wawancara hari ini dengan harian Yordania al-Sabil, yang diterbitkan untuk edisi Ahad besok, Meshaal menyatakan gerakannya dengan senang hati kembali ke negoisasi, yang telah mandek selama beberapa bulan, tak berarti bahwa kelompok yang mengontrol Jalur Gaza itu menyerah atas tuntutan sebelumnya atau mundur dari posisi mereka.
“Jika satu orang tentara belum cukup untuk membebaskan para tahanan kami, kami akan melakukan apa saja bertujuan menangkap lebih banyak lagi tentara,” ancamnya. Schalit diyakini masih ditahan oleh kelompok sayap militan Palestina yang berafiliasi ke Hamas.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.