Pengungsi Uzbek menunggu dekat Uzbek timur kota Andijon untuk melewati perbatasan ke Uzbekistan (14/6). AP/Faruk Akkan,CHA
TEMPO Interaktif, Tashkent - Pemerintah Uzbekistan semalam menutup perbatasannya dengan Kirgistan untuk mencegah banjir pengungsi. Mereka tidak peduli dengan seruan para pegiat kemanusiaan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa agar perbatasan tetap dibuka.
Ribuan warga dari etnis Uzbek lari dari Kirgistan akibat bentrokan dengan etnis Kirgis yang mayoritas. Kerusuhan di Kota Osh dan Jalalabad itu telah menewaskan lebih dari 138 orang dan mencederai paling sedikit 1.800 lainnya. Sekitar 1.000 warga Uzbek lari ke Uzbekistan.
Menurut Wakil Perdana Menteri Uzbekistan Abdullah Aripov, alasan penutupan lantaran negaranya tidak mampu lagi menampung dan menangani para pengungsi itu. “Jika kami mampu menolong dan menangani mereka tentu saja perbatasan kami buka lagi,” katanya.
Aripov menambahkan hingga kini pihaknya sudah mencatat 45.000 pengungsi dewasa dari Kirgistan. Pejabat lain menyebut 65.000 orang hanya di kawasan Ardijan. PBB sudah menyiapkan bantuan bagi 75.000 pengungsi.
Demi memenuhi tuntutan pemerintah dalam kampanye menekan angka kelahiran serendah mungkin, sejumlah dokter di Uzbekistan melakukan praktek yang melanggar hak-hak pasien.