Kapal Mavi Marmara membawa aktivis pro-Palestina dan bantuan kemanusiaan ke Gaza. REUTERS/Emrah Dalkaya
TEMPO Interaktif, New York - Walau pemerintah israel telah membentuk komite investigasi kasus Mavi Marmara, Perserikatan Bangsa-Bangsa tetap akan mengambil langkah serupa.
Menurut sejumlah sumber di lembaga itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah mengadakan pembahas mengenai rencana itu dengan lima anggota tetap Dewan Keamanan, yakni Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, dan Cina.
Rencana PBB itu sesuai dengan tuntutan masyarakat internasional. Mereka mengecam serangan pasukan komando negara Zionis itu terhadap kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara yang berbendera Turki. Insiden Senin dua pekan lalu itu menewaskan 19 orang dan mencederai 36 lainnya.
Perdana Menteri Turki menegaskan tim penyelidikan bentukan Israel itu tidak dapat dipercaya. “Kami percaya, Israel satu negara yang menyerang sebuah konvoi sipil di perairan internasional, tidak akan melakukan investigasi secara jujur,” katanya.
Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
18 September 2017
Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan
Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.