Sanksi Baru Juga Bidik Garda Revolusi Iran  

Reporter

Editor

Kamis, 10 Juni 2010 20:20 WIB

Sebuah kapal perang menjadi target latihan garda elite Iran di teluk persia (22/4). AP Photo/Fars News Agency,Mehdi Marizad
TEMPO Interaktif, New York -Pemerintahan Amerika Serikat mencetak kemenangan di menit terakhir dalam upaya mendesak sanksi baru terhadap Iran ketika Rusia akhirnya setuju untuk memasukkan sebuah konglomerat konstruksi yang dimiliki Korps Garda Revolusi Iran kedalam daftar 41 perusahaan yang asetnya harus dibekukan.

Daftar ini merupakan bagian dari sanksi yang lebih luas dalam voting Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa kemarin waktu New York (tadi pagi WIB), dengan posisi 12 banding 2. Atau 12 negara setuju, Brasil dan Turki memilih tidak, dan Libanon abstain.

Konglomerat Khatam al-Anbiya Construction Headquarters (KAA) adalah induk lebih dari 812 anak perusahaan yang bertanggungjawab atas kontrak multi milyaran dollar untuk semuanya dari fasilitas nuklir rahasia sebelumnya di Qom hingga ladang-ladang gas dan minyak di negeri itu dan di sekitar Telu Persia. “Perpanjangan Garda Revolusi Iran sudah menjadi kekuatan ekonomi utama di Iran, yang secara luas lewat Khatam al-Anbiya dan anak-anak perusahaannya,” ujar seorang pejabat senior Washington.

Pengungkapa KAA muncul pada Senin lalu setelah beberapa pertemuan dan percakapan telepon antara Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan diplomat dari Rusia dan Cina, yang keduanya memiliki hubungan bisnis raksasa dengan KAA. Amerika Serikat juga mendistribusikan kepada anggota Dewan Keamanan temuan intelijen dan aktivitas KAA di dalam upaya meyakinkan penerapan sanksi.

Dalam pengumuman sanksi-sanksi baru, Obama mengakui bahwa mereka tidak mungkin langsung serta merta mengubah Iran segera. “Kami sadar bahwa pemerintah Iran bakal tak mengubah kebiasaan mereka dalam semalam,” ujar Obama kemarin. “Tapi hari ini, voting menunjukkan tumbuhnya ongkos yang bakal ditanggung Iran yang berpendirian keras.”

Menurut laporan Guardian, intelijen Barat memperkirakan KAA punya sekitar 40 ribu karyawan, dan dilaporkan telah menggenggam sekitar 1700 kontrak pemerintah, termasuk dalam beberapa tahun terakhir kontrak senilai US $ 1,3 miliar buat membangun pipa gas alam dan US $ 2,5 miliar kontrak buat pengerjaan ladang minyak South Pars.

Terpisah, hari ini Rusia bakal membekukan kesepakatan kontrak penjualan sistem rudal canggih S-300 kepada Iran. “Alamiah, kontrak untuk mengirimkan sistem rudal S-300 bakal dibekukan,” demikian seorang sumber di industri senjata Rusia kepada Interfax di Moskow.

Sebelumnya, para pejabat Rusia pernah mengatakan sanksi-sanksi tak bakal menghalangi penjualan S-300, yang berkemampuan menembak jatuh sejumlah pesawat tempur atau rudal secara simultan. Amerika Serikat dan Israel berulangkali mendesak Moskow tak menjual misil-misil jenis itu kepada Iran.

Time|Reuters|dwi arjanto

Berita terkait

Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat  

4 Desember 2012

Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat  

Amerika Serikat berkali-kali menyusup ke wilayah udara Iran.

Baca Selengkapnya

Alasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS

9 November 2012

Alasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS

Iran membenarkan klaim Pentagon bahwa pesawat tanpa awak Predator milik Amerika Serikat ditembaki oleh pesawat tempur mereka.

Baca Selengkapnya

Iran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas

9 November 2012

Iran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas

Beheshti menulis di dalam blognya bahwa dia diancam penguasa.

Baca Selengkapnya

Rusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel

11 Oktober 2012

Rusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel

Ia juga menyatakan tidak ada bukti bahwa Republik Islam mengembangkan senjata nuklir.

Baca Selengkapnya

Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran

10 Oktober 2012

Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran

Pemimpin spiritual Iran menyatakan Barat berbohong soal sanksi ekonomi akan dicabut jika negara itu menghentikan program nuklirnya

Baca Selengkapnya

Nilai Mata Uang Iran Terjungkal  

4 Oktober 2012

Nilai Mata Uang Iran Terjungkal  

Sanksi ekonomi dituding menjadi penyebab anjloknya nilai mata uang Iran hingga 40 persen.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Prancis di Iran Diserang Massa  

3 Oktober 2012

Kedutaan Prancis di Iran Diserang Massa  

Unjuk rasa berlangsung tiba-tiba sehingga tak ada tambahan polisi untuk mengawal kedutaan. Dia mengatakan para demonstran meneriakkan, "Allahu Akbar".

Baca Selengkapnya

Tak Peduli Sanksi, Iran Lanjutkan Program Nuklir  

3 Oktober 2012

Tak Peduli Sanksi, Iran Lanjutkan Program Nuklir  

Mendapatkan kritik dari kelompok garis keras karena bersedia berunding dengan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Penyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad  

3 Oktober 2012

Penyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad  

Presiden Iran menuduh kubu oposisi turut memperburuk krisis atas riyal.

Baca Selengkapnya

Pejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail  

1 Oktober 2012

Pejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail  

Layanan Gmail telah kembali bisa dinikmati sejak Minggu malam.

Baca Selengkapnya