Warga Palestina menunjukkan garis perbatasan antara kota Rafah, selatan Jalur Gaza, dengan Mesir. AP Photo / Lefteris Pitarakis
TEMPO Interaktif, Washington - Presiden Otoritas Palestina Mahmud Rida Abbas kemarin menegaskan bangsa Yahudi berhak atas tanah Israel. Namun pemimpin kelompok Fatah itu tidak menjelaskan sampai sejauh mana batas wilayah negara Zionis itu.
Pernyataan Abbas itu muncul dalam pertemuan dua jam dengan sekitar 30 pemimpin Yahudi di Ibu Kota Washington, Amerika Serikat. Mereka berasal dari pelbagai organisasi, seperti AIPAC (Komite Urusan Publik Amerika Israel), Liga Anti-Penistaan (ADL), dan the Conference of Presidents of Major Jewish Organizations.
Ketika ditanya apa Abbas tawarkan sebagai bukti keseriusaan berdamai dengan Israel, ia menjawab, “Saya tidak akan pernah membantah hak kaum Yahudi atas tanah Israel.”
Jika berdasarkan Inisiatif Perdamaian Arab 2003 yang disodorkan Raja Abdullah dari Arab Saudi, wilayah Israel tidak mencakup seluruh Tepi Barat, termasuk Yerusalem, dan Jalur Gaza yang mereka rebut setelah Perang Enam Hari 1967.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.