Dalam Tiga Hari, Konflik Thailand Menewaskan 24 Orang

Reporter

Editor

Minggu, 16 Mei 2010 08:23 WIB

Sabtu (15/5) siang tentara mulai menembaki jembatan penyeberangan di persimpangan Bon Kai di dekat jalur cepat Jalan Rama IV, Bangkok. (Bangkok Post)

TEMPO Interaktif, Bangkok - Pemimpin Thailand membela tindakan keras tentara terhadap pengunjuk rasa yang mengepung jantung ibukota, Sabtu, dengan mengatakan masa depan negara itu dalam taruhan.

Pengunjuk rasa menyeret mayat tiga orang dari trotoar - yang ditembak oleh penembak jitu tentara, menurut klaim mereka - saat tentara memblokir jalan-jalan utama dan menempelkan pengumuman "Zona Penembakan."

Setidaknya 24 orang tewas dan lebih dari 194 terluka sejak Kamis. Kekerasan sebelumnya sejak aksi protes dimulai pada pertengahan Maret menyebabkan 29 kematian dan luka-luka 1.640.

"Saya menegaskan bahwa apa yang kita lakukan adalah penting," kata Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva dalam siaran di televisi nasional. Hal ini mengisyaratkan bahwa ia tidak akan berkompromi. "Pemerintah harus bergerak maju, kita tidak bisa mundur karena kita melakukan hal-hal yang akan menguntungkan seluruh negara."

Pada hari Sabtu, para pengunjuk rasa meluncurkan rudal sederhana pada pasukan yang menembak balik dengan amunisi di beberapa daerah di sekitar distrik komersial utama di Bangkok.

Tentara penembak jitu bertengger dengan senapan di atas gedung tinggi, mengawasi tindakan di bawah melalui teleskop. Asap tebal hitam mengepul dari ban yang dibakar oleh demonstran saat tembakan terdengar.

Spiral kekerasan telah menimbulkan keprihatinan yang berkelanjutan, kekacauan meluas di Thailand yang merupakan sekutu kunci AS dan kawasan wisata paling populer di Asia Tenggara yang mempromosikan budaya santai "Land of Smiles."

"Situasi sekarang semakin dekat dengan perang saudara setiap menit," kata Jatuporn Prompan, seorang pemimpin protes, kepada wartawan. "Tolong jangan tanyakan kami bagaimana kita akan mengakhiri situasi ini, karena kami adalah orang-orang yang terbunuh."

Sejak hari Kamis, distrik komersial dan perbelanjaan telah menjadi zona perang dengan pengunjuk rasa menembakkan senjata, melemparkan bahan peledak buatan sendiri, dan melemparkan batu ke arah pasukan yang menembakkan peluru karet.

Tindak kekerasan terpicu setelah militer mulai membentuk barisan di sekitar perkemahan para pengunjuk rasa dan tembakan penembak jitu melukai seorang jenderal pemberontak yang terkenal sebagai penasihat militer Kaus Merah.

AP |EZ

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya