Penyerang Mumbai Dituntut Hukuman Mati  

Reporter

Editor

Jumat, 7 Mei 2010 10:31 WIB

Foto yang disiarkan AP hari ini (1/12) memperlihatkan pria bersenjata yang diindentifikasi polisi sebagai Ajmal Qasab berjalan di stasiun kereta Chatrapathi Sivaji, Mumbay Rabu lalu (26/11). Foto: AP/Mumbai Mirror
TEMPO Interaktif, India menjatuhkan hukuman mati bagi pria bersenjata yang menyerang kota Mumbai, 2008.

Mohammed Ajmal Amir Kasab akan digantung jika hukuman yang dijatuhkan, Kamis waktu setempat, disetujui oleh pengadilan tinggi.

Saat vonis majelis hakim diputuskan, warga Pakistan berusia 22 tahun, ini langsung menutup dan mengelap wajah dengan kedua tangannya. Dalam persidangan, dia menghadapi 86 tuntutan termasuk didakwa melakukan pembunuhan dan melancarkan serangan melawan India.

Kasab termasuk dari sejumlah pria yang melakukan serangan terhadap tiga hotel mewah, stasiun kereta api, rumah makan wisatawan, dan pusat kegiatan Yahudi selama amuk 60 jam pada November 2008. Akibat serbuan bersenjata tersebut, sedikitnya 166 orang tewas.

Hakim M.L. Tahaliyani menyatakan, dia tidak memiliki keraguan sedikitpun menjatuhkan hukuman untuk Kasab. "Dia harus digantung sampai mati," ujarnya.

"Saya tak menemukan hukuman yang pantas kecuali hukuman mati dalam kasus perang melawan India, pembunuhan, dan terorisme."

India menuduh para pelaku serangan berasal dari kelompok Lashkar-e-Taiba berbasis di Pakistan dan elemen militer Pakistan. Tahaliyani menolak argumen pengacara Kasab yang menyatakan bahwa dia melakukan aksi kekerasan tersebut karena dipaksa dan mendapat tekanan dari Lashkar-e-Taiba. Menurutnya, Kasab bergabung dengan kelompok tersebut atas dasar kesadaran sendiri dan dilatih menjadi laskar perang.

"Orang seperti dia tak perlu diberi kesempatan memperbaiki diri," kata Tahaliyani.

K.P. Pawar, pengacara Kasab, memohon keringan agar hukuman bisa diubah menjadi hukuman penjara sumur hidup bagi kliennya.

Koresponden Al Jazeera Prema Suri melaporkan dari pengadilan di Mumbai, India menutup kemungkinan mengubah hukuman tersebut. "Masyarakat sorak sorai menyambut hukuman tersebut. Sejumlah orang sangat bersemangat, bahkan mereka akan merayakannya di jalan-jalan," katanya.

Namun, dia juga mencatat, banyak orang melihat Kasab hanya sebagai "kaki tangan militer."

Dari pengakuan Kasab, pelaku tunggal serangan ke India adalah Lashkar-e-Taiba, kelompok garis keras antiIndia.

"Masyarakat di sini mengatakan, hukuman gantung untuk Kasab tidaklah cukup. Mereka juga menginginkan otak serangan harus ditangkap."

Di luar pengadilan, jaksa penuntut umum Ujjwal Nikam mengacung-acungkan poster Kasab di belakang terali besi serta mengibar-kibarkan tanda kemenangan kepada wartawan. "Terorisme dan teroris seperti Kasab tak dapat ditoleransi. Hukuman mati pantas bagi dia," ujarnya.

Hamid Khan, salah seorang menderita luka-luka ketika dia bersama ibunya berdiri di dekat sebuah taksi meledak oleh bom penyerang, menyatakan Kasab layak dihukum mati. "Tangan dan lengannya harus dipotong, dia harus hidup menderita. Aku dan ibuku cacat, kami menderita akibat ulahnya," ujarnya.

"Hukuman untuknya merupakan pesan bagi Pakistan atau negara lainnya," tambahnya.

Sementara itu Deven Harti, pejabat senior kepolisian yang melakukan pemeriksaan atas serbuan itu mengatakan, "Kami semua sangat puas. Saya berharap hukuman tersebut menjadi sebuah peringatan bagi Pakistan agar menghentikan pengiriman teroris ke sini,"

AL JAZEERA | CHOIRUL

Berita terkait

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

19 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

23 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

2 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

4 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

4 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

4 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya