Hotel-hotel di Thailand Lumpuh

Reporter

Editor

Minggu, 2 Mei 2010 11:32 WIB

Tentara Thailand berjaga-jaga di depan sebuah bar yang tutup di kawasan bisnisdi Bankok, akibat unjukrasa massa Baju Merah (24/4). REUTERS/Eric Gaillard
TEMPO Interaktif, Bangkok -Menteri Keuangan Thailand Korn Chatikavanij puyeng tujuh keliling. Katanya, unjuk rasa yang berlangsung terus-menerus selama sebulan lebih ini bakal membuat perekonomian Thailand impoten. Padahal ia sudah menargetkan rasio pertumbuhan ekonomi negaranya bakal ereksi hingga 4,5 persen. "Kalau begini terus, bisa-bisa cuma 2 persen," ujarnya.

Menteri Korn mengatakan, pawai aksi unjuk rasa yang digelar kelompok anti-pemerintah itu selama ini sudah berdampak pada rasio pertumbuhan ekonomi hingga lebih dari 0,5 persen. Salah satu sektor yang paling rentan, kata dia, adalah pariwisata. "Rasio pemesanan hotel di Phuket anjlok tinggal 12 persen," tutur Menteri Korn.

Hal itu diiyakan Direktur Pemasaran Asosiasi Perhotelan Thailand Supawan Tanomkieatipume. Menurut Supawan, sudah sekitar 300 dari 1.000 hotel yang menjadi anggota asosiasinya menutup rapat-rapat pintu hotel atau memangkas jumlah kamar dan layanan menyusul sepinya pelancong yang menginap.

"Andai kata situasi politik terus-menerus seperti ini selama tiga bulan," ujar Supawan, "tunggu saja bakal banyak pelaku bisnis perhotelan yang semaput." Sejak Selasa lalu, misalnya, Hotel Novotel di Taman Siam telah mengunci pintu rapat-rapat. Manajemen Novotel juga tak memberi batas waktu kapan pintu hotel akan dibuka lagi.

Banyan Tree serta beberapa hotel berbintang besar dan kecil yang berlokasi di persimpangan Ratchaprasong, yang merupakan basis massa pendemo, telah menghentikan sebagian layanannya. Hotel lainnya, juga di kawasan itu, malah sudah jauh-jauh hari berhenti beroperasi.

Sebut saja Hotel Grand Hyatt Erawan, Inter Continental Bangkok, Holiday Inn Bangkok, Four Seasons, dan Renaissance. Tiga restoran Hotel Dusit Thani malah sudah tak lagi menerima pengunjung. Rabu lalu Thailand Convention and Exhibition telah mengedarkan imbauan kepada para pelawat bisnis untuk menghindari Ratchaprasong dan Sala Daeng.

Sehari sebelumnya, manajemen Hotel Twin Towers, yang punya 640 kamar, mengumumkan akan menutup hotelnya mulai Senin. Maklum saja, dari 640 kamar itu, cuma 240 yang terisi. "Sudah ada 300 pekerja hotel menganggur,” tutur Supawan. Maklumlah, sementara pada tahun lalu rasio tingkat hunian hotel-hotel di Bangkok mencapai 65 persen, kini tinggal 35 persen.

Tapi CEO Minor International William Heinecke justru mengklaim bahwa hotel milik mereka, Four Seasons, sama sekali tak terpengaruh. Alasannya, 95 persen wilayah Bangkok tak terkena dampak unjuk rasa. "Kami aman-aman saja," kata Heinecke, yang perusahaannya mengelola 30 hotel di 14 negara. "Kami malah yakin akan mencapai target."

Padahal Supawan menyebutkan, lebih dari 40 negara mengeluarkan peringatan kepada warganya agar menghindari Thailand. "Malah ada beberapa negara yang tak memasukkan Thailand ke daftar menu mereka," kata Supawan. Meski begitu, dia mengakui hotel-hotel yang berlokasi di Jalan Sukhumvit, Rama IX, dan Suvarnabhumi Airport aman-aman saja.

ANN | BANGKOKPOST | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya