Pejabat Burma Mundur Bareng untuk Pemilu

Reporter

Editor

Jumat, 30 April 2010 11:09 WIB

Aktivis Myanmar saat berunjuk rasa mendukung tokoh pro demokrasi Aung San Suu Kyi di luar kedutaan Myanmar, Bangkok, Thailand, Minggu (31/5). AP Photo/Sakchai Lalit
TEMPO Interaktif, Chiang Mai - Sebanyak 22 menteri kabinet junta militer Burma ramai-ramai mengundurkan diri dari jabatannya agar bisa ikut pemilihan umum yang digelar tahun ini. Salah satu di antara mereka adalah Perdana Menteri Thein Sein, yang mundur dari jabatan militernya pekan ini.

Seperti dilaporkan, sumber yang dekat dengan pemerintah kepada Mizzima mengatakan, mereka yang masuk daftar menteri yang mengundurkan diri antara lain Menteri Pertanian dan Irigasi Mayor Jenderal Htay Oo, Menteri Transportasi Rel Mayor Jenderal Aung Min, Menteri Perdagangan Brigadir Jenderal Tin Naing Thein, Menteri Pembangkit Listrik Nomor 1 Kolonel Zaw Min, Menteri Pembangkit Listrik Nomor 2 Mayor Jenderal Khin Maung Myint, dan Wakil Menteri Dalam Negeri Brigadir Jenderal Phone Swe.

Meskipun hal itu tidak diumumkan secara resmi, pengunduran diri tersebut sudah terbaca jelas. Misalnya surat kabar junta hanya menulis nama perdana menteri sebagai U Thein Sein (U sebutan Burma untuk tuan atau Mr.) tanpa menyebut pangkat militernya.

Seorang sumber militer menyebutkan langkah serupa akan segera disusul rombongan pejabat militer lainnya yang masih menjabat menteri dan wakil menteri.

Aktivis oposisi dan pengamat melihat pengunduran diri itu sebagai sebuah tanda bahwa mereka akan ikut bertarung dalam pemilu mendatang untuk memperebutkan kursi di "pemerintahan sipil" yang baru. Mereka memprediksi, para bekas menteri itu akan segera memulai kampanye terbuka.

Kendati demikian, sampai saat ini junta militer belum mengumumkan tanggal pelaksanaan pemilu. Sikap ini mengundang dugaan bahwa pemilu akan berlangsung tidak adil. Sebelumnya, para pengkritik menyebutkan bahwa pengumuman pemilu oleh junta hanya untuk menciptakan kesan bahwa mereka mulai menjalankan demokrasi.

Adapun pemilu tahun ini merupakan yang pertama setelah pemilu terakhir yang digelar dua dekade lalu. Burma, yang kini berubah namanya menjadi Myanmar, terakhir kali menggelar pemilu pada 1990, yang dimenangi partai ketua oposisi Aung San Suu Kyi. Namun junta militer, yang memimpin Burma sejak 1962, tak pernah memberi kekuasaan tersebut kepada Suu Kyi.

MIZZIMA | CNN | SUNARIAH

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya