Misi Mitchell di Palestina Gagal Lagi

Reporter

Editor

Selasa, 27 April 2010 11:38 WIB

Sejumlah aktivis berlari menghindari gas air mata yang dilemparkan polisi Israel saat peringatan 5 tahun kampanye penolakan perbatasan yang dibangun oleh Israel di Tepi Barat, Jumat (19/02). REUTERS/Darren Whiteside
TEMPO Interaktif, Ramallah -Sudah dua tahun terakhir, sejak ditunjuk oleh Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama, George Mitchell bolak-balik ke Timur Tengah. Sebagai utusan khusus untuk kawasan bergolak itu, ia dibebani misi yang boleh dikatakan hampir tidak mungkin: mendamaikan Palestina dan Israel.

Lawatan pekan lalu itu pun kembali membentur tembok. Pertemuan Mitchell dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Rida Abbas di Ramallah dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak mampu menghidupkan lagi perundingan damai yang telah mandek tiga tahun.

Kedua pemimpin bertikai itu tetap pada posisi masing-masing. Netanyahu, dari Partai Likud yang berhaluan keras, bersedia balik lagi ke meja perundingan dengan proyek permukiman Yahudi di Yerusalem Timur jalan terus. Namun Abbas menuntut penghentian pembangunan rumah bagi warga Yahudi sebagai syarat melanjutkan lagi pembicaraan damai.

Mungkin saja Mitchell sudah sadar jauh-jauh hari misi ulang-aliknya yang mutakhir akan mentok lagi. Meski begitu, ia berencana melawat lagi pekan depan untuk membuka gembok antara Palestina dan Israel. "Saya akan melanjutkan upaya kami untuk mencapai perdamaian dan keamanan menyeluruh di kawasan, termasuk penyelesaian dua negara," kata Mitchell.

Sikap keras kepala Netanyahu ini pula yang mengakibatkan hubungan Israel dan Amerika memanas. Obama yang berambisi menciptakan sejarah berdirinya negara Palestina merdeka menuntut pemimpin dari Partai Likud itu segera menghentikan proyek permukiman di Yerusalem Timur.

Namun Netanyahu malah menantang. Ia mengumumkan pembangunan 1.600 rumah baru tepat saat Wakil Presiden Amerika Jor Biden berkunjung ke Timur Tengah. Bahkan berkali-kali pula ia menegaskan bahwa proyek permukiman di Yerusalem Timur tidak akan dibekukan.

Ketua juru runding Palestina, Saeb Erekat, sangat gusar atas pendirian Netanyahu itu. "Ini sebuah formula untuk menciptakan bencana bukan perdamaian. Ini resep bagi permusuhan dan perang, bukan untuk berdamai," ia menegaskan.

Yerusalem Timur akan terus menjadi ganjalan dalam konflik Palestina dan Israel. Bangsa Palestina akan terus menuntut kota suci itu sebagai ibu kota masa depan mereka lantaran pertimbangan sejarah, agama, dan ekonomi. Tiga alasan itu pula yang membuat Israel tidak mau melepas Yerusalem Timur.
Dua isu penting yang bakal terus mementahkan dialog adalah pemulangan pengungsi Palestina dan perbatasan kedua negara nantinya.

Haaretz | Times Newsline | Faisal Assegaf

Berita terkait

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

27 Januari 2021

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

1 Januari 2018

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

18 September 2017

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

18 September 2017

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

4 September 2017

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.

Baca Selengkapnya

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

30 Agustus 2017

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.

Baca Selengkapnya

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

2 Agustus 2017

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

mengusulan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memberikan perlindungan internasional terhadap Masjid Al-Aqsa sebagai kompleks suci tiga agama.

Baca Selengkapnya

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

29 Juli 2017

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

DPP PKB menggelar halaqoh ulama rakyat di Ponpes Al-Mizan Majalengka Jawa Barat mencari solusi konflik di Masjid Al Aqsa antara Palestina-Israel.

Baca Selengkapnya

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

28 Juli 2017

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

Din menilai pemerintah mampu mengerahkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dengan mengusulkan sidang darurat.

Baca Selengkapnya

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

22 Juli 2017

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

Presiden Palestina Mahmoud Abbas membekukan sementara hubungan dengan Israel sebagai protes atas peraturan keamanan Masjid Al-Aqsa yang baru.

Baca Selengkapnya