Wawancara Tempo dengan Juru bicara Komando Operasi Darurat Thailand  

Reporter

Editor

Selasa, 20 April 2010 15:30 WIB

Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Anupong Paojinda [tengah] bersama pejabat tinggi militer Thailand di Bangkok.

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Anupong menjadi pemimpin Komando Operasi Darurat ketika dia diberi sebagian wewenang Suthep dalam menyelesaikan persoalan politik dengan Kaus Merah. Kini dia menjadi sorotan, dengan wewenangnya yang besar, dia bisa melakukan tindakan tegas, termasuk keras menghadapi para demonstran yang sudah lebih dari dua pekan menduduki salah satu kawasan bisnis Bangkok, Ratchaprasong.
Dilema dihadapi Anupong yang diharapkan bisa mengatasi persoalan ini. Apalagi, belajar dari peristiwa di Monumen Demokrasi di Jembatan Phan Fa, yang menewaskan 24 orang, termasuk lima anggotanya. "Kami akan mencegah mereka menguasai kawasan ekonomi lain," kata juru bicara Komando, Kolonel Werachon Sukondhapatipak, kepada Yophiandi dari Tempo di Bangkok kemarin. Berikut ini petikannya.

Sekarang Jenderal Anupong yang menjadi kepala Komando Darurat. Tentara akan menekan?

Yang pasti, tentara tak akan menggunakan kekerasan untuk mengatasi masalah ini. Kami akan melaksanakan upaya hukum. Kami tak akan menyerbu demonstrasi (lagi). Sementara ini kami mencegah mereka menguasai daerah lebih luas lagi. Kan pemimpin Kaus Merah sudah menyatakan akan menuju Silom yang menjadi jantung area bisnis Bangkok. Bila itu terjadi akan sangat mahal ongkosnya buat negeri ini.

Tentara ingin melihat celah mereka melanggar hukum lagi?

Ya, bila ada tindakan mereka melanggar hukum, saat itu juga kami akan bertindak. Tapi bila status quo seperti ini (meski sudah ada pelanggaran sebelumnya), kami tak akan melakukan apa pun.

Bertindak maksudnya akan keras?

Tentu kami akan menghindari bertindak keras. Tapi, kalau ada tindakan mereka akan menguasai gedung publik dan pemerintahan, itu akan kami cegah. Kami akan membarikade dulu. Semua sesuai dengan kondisi saat itu. Kalau unjuk rasa damai, tak ada masalah. Yang penting kami negosiasi dulu.

Jadi kawasan Ratchaprasong akan dibiarkan dikuasai mereka?

Sangat sulit melakukan negosiasi sekarang. Anda tahu, meski bila ada banyak orang, kami tak akan bertindak keras. Kami belajar dari situasi lalu (Sabtu). Mereka juga warga Thailand. Kami akan menunggu sampai mereka melakukan pelanggaran hukum.

Apa sebenarnya yang terjadi dengan peristiwa Sabtu lalu?

Banyak teori. Tapi ini sedang dilakukan investigasi oleh polisi. Saya tak bisa menjawab itu. Yang patut ditanyakan, siapa yang dapat keuntungan dari peristiwa itu. Kaus Merah kan. Kalau Anda tahu jawabnya, Anda pasti paham siapa yang memulai.

Mengapa bisa terpancing?

Kami hanya ingin mengatasi pengunjuk rasa saat itu. Tentara di lapangan yang diturunkan. Yang jelas, kami tak ingin melakukan kekerasan, karena itu tentara sudah mundur. Orang dengan pakaian hitam-hitam itu adalah teroris yang menyusup.

Apa yang tentara lihat tentang situasi ini?

Yang jelas, ini persoalan politik. Persoalan politik mesti diselesaikan dengan cara politik.

Sampai berapa lama?

Sulit menjawabnya. Bila pemerintah membubarkan parlemen, selesai sudah. Yang pasti kami akan selesaikan secepatnya.

Jenderal Anupong pernah bilang lebih baik parlemen dibubarkan.

Bukan begitu yang dia bilang. Dia bilang, soal politik mesti selesai dengan cara politik. Pembubaran parlemen juga salah satu opsi karena itu adalah instrumen politik. Akan terjadi kapan pun. Cuma soal waktu, bagaimana negosiasi kedua pihak, pemerintah dan Kaus Merah. Sekarang sulit, karena Kaus Merah menutup pintu negosiasi.

Pemerintah pernah mencoba menangkap para pemimpin Kaus Merah pekan lalu. Kenapa gagal?

Informasi intelijennya bocor. Entah kenapa, tapi saya tak dalam posisi mengkritisi polisi.

Yophiandi (Bangkok)

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya