Aksi pendukung Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra di Bangkok, Thailand. REUTERS/Kerek Wongsa
TEMPO Interaktif, Bangkok - Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra hari ini menyerukan kepada Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva untuk segera membubarkan parlemen dan mengumumkan jadwal pemilihan umum. Ia menegaskan dua poin itu sebagai resep ampuh mengakhiri krisis politik di negara itu.
Jika, Abhisit tetap menolak, itu berarti ia mengkudeta pemerintahan mendatang yang merupakan pilihan rakyat. “Melakukan kudeta bukan lagi hal mudah seperti di masa lalu karena akan menghadapi banyak perlawanan dari rakyat,” kata Thaksin kepada kantor berita Reuters yang dicegat saat transit di bandar udara Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Ia baru pulang dari Fiji.
Pernyataan Thaksin itu berlangsung di tengah unjuk rasa besar-besaran massa pendukungnya yang dikenal dengan nama gerakan Kaus Merah. Tentara pemerintah mulai bergerak ke kawasan bisnis elite yang dikuasai demonstran sehingga muncul kekhawatiran bakal terjadi bentrokan. Demo sudah berlangsung lebih dari lima pekan.
Thaksin menetap di luar negeri setelah tumbang melalui kudeta militer tak berdarah, September 2006. Statusnya kini sebagai buronan setelah Mahkamah Agung Thailand memvonis dia dua tahun penjara karena terbukti menyalahgunakan kekuasaan. Ia mengaku tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas cara mengatasi perpecahan politik dengan pendahulunya Prayuth Chan-ocha, arsitek kudeta 2014 terhadap pemerintahan terakhir Partai Pheu Thai.