Paus Temui Korban Pelecehan Seksual Pendeta di Malta  

Reporter

Editor

Senin, 19 April 2010 09:24 WIB

Paus Benedict XVI bertemu dengan sejumlah remaja di dek sebuah kapal di Malta (18/4). AP/Antonio Calanni

TEMPO Interaktif, Malta - Menyusul skandal pelecehan seksual yang melanda gereja Katolik beberapa bulan terakhir, Paus Benedict XVI secara pribadi hari Minggu menemui sekelompok korban pelecehan seksual oleh para pendeta. Paus menyampaikan rasa malu dan duka citanya atas keadaan yang menimpa mereka, kata Vatikan.

"Paus sangat terharu atas cerita-cerita mereka dan menyampaikan rasa malu dan duka citanya atas apa yang dialami para korban dan keluarganya," kata Vatikan dalam sebuah pernyataan setelah Paus bertemu delapan pria Malta yang dilecehkan saat mereka muda dalam sebuah panti asuhan.

"Dia berdoa bersama mereka dan menjamin bahwa gereja akan bertindak, dan akan terus bekerja, dengan seluruh kekuatannya untuk menyelidiki dugaan itu, melaporkan mereka yang bertanggng jawab atas pelecehan dan melakukan tindakan efektif untuk menjaga anak-anak muda di masa depan," kata pernyataan itu.

Gereja menghadapi gelombang tuduhan dalam beberapa bulan ini, yaitu telah menutup-nutupi pelecehan seksual anak-anak oleh pendeta dan gagal mengambil tindakan hukum gereja untuk menghukum para pendeta pedofil dan memindahkan mereka dari pekerjaan bersama anak-anak.

Minggu lalu Vatikan menerbitkan sebuah petunjuk yang menjelaskan prosedur yang harus diikuti uskup dalam kasus-kasus pelecehan.

Namun, hingga Minggu, Paus tidak secara langsung menyebut isu tersebut sejak skandal itu terungkap.

Lawrence Grech, 37, salah satu pria yang bertemu dengan Paus hari Minggu, mengatakan pertemuan itu sebuah penebusan.

"Anda berdoa untuk saya dan mengisi kekosongan yang saya rasakan 25 tahun terakhir," kata Grech kepada Paus. "Saya kehilangan iman, segalanya, karena orang-orang seperti anda telah melakukan kerusakan pada saya."

"Saya bangga dengan anda," kata Paus, menurut Grech. "Saya berdoa untuk anda atas keberanian anda untuk datang dan berbicara."

Grech adalah salah satu dari 10 pria pada 2003 yang mengajukan gugatan kriminal terhadap empat pendeta yang menurut mereka telah melecehkan mereka saat mereka berada di sebuah panti asuhan di Malta. Dia dan lainnya telah mengeluhkan bahwa keuskupan Malta telah menyelidiki kasus itu selama tujuh tahun namun tidak mengambil tindakan terhadap para pendeta. Tiga masih bekerja sebagai pendeta di Malta dan satu sekarang di Italia, kata Grech.

Paus bertemu dengan para korban selama 20 menit dalam kapel Apostolic Nunciature di Malta, jauh dari media. Dua uskup lokal dan beberapa anggota rombongan Paus juga hadir. "Suasananya sangat antusias namun tenang," kata juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi, dalam konferensi pers.

Ini merupakan kunjungan keempat Paus yang serupa. Dia juga bertemu dengan korban pelecehan saat mengunjungi Amerika dan Australia tahun 2008, dan di Roma tahun lalu.

NEW YORK TIMES | ERWIN Z

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

42 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

45 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

46 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

48 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

50 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

6 Maret 2024

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya