Obama Waspadai Terorisme Nuklir

Reporter

Editor

Senin, 12 April 2010 12:55 WIB

Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. REUTERS
TEMPO Interaktif, Washington -Presiden Barack Obama mengatakan ancaman terbesar bagi keamanan Amerika Serikat adalah kemungkinan organisasi teroris menguasai senjata nuklir. "Baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang, organisasi teroris mungkin memperoleh senjata nuklir," kata Obama.

Saat berbicara menjelang pertemuan puncak nuklir di Washington, Obama mengatakan pemimpin dari 20 negara semestinya berkonsentrasi untuk mengamankan bahan nuklir. "Ini sesuatu yang mungkin mengubah tata keamanan di negara ini dan di seluruh dunia dalam beberapa tahun ke depan," katanya.

"Kalau ada ledakan di New York City, atau London, atau Johannesburg, dampaknya akan menghancurkan dari sudut pandang ekonomi, politik dan keamanan," Obama menambahkan. Dia memperingatkan kelompok-kelompok seperti al-Qaidah tidak akan segan-segan untuk menggunakan peralatan nuklir.

Korea Utara dan Iran, dua negara yang memiliki ambisi nuklir yang dipersengketakan, tak diundang ke pertemuan puncak di Washington. Kedua negara dipandang AS sebagai pelanggar perjanjian non-proliferasi nuklir. Suriah juga tidak dicantumkan dalam daftar undangan, sebab Amerika yakin Damaskus juga mempunyai cita-cita nuklir.

Namun, para pemimpin negara kekuatan nuklir, termasuk India, Cina dan Pakistan termasuk yang datang ke Washington untuk menghadari pertemuan terbesar para pemimpin dunia dalam beberapa dekade.

Obama memuji Afrika Selatan karena menjadi negara pertama yang meninggalkan program senjata nuklir. Menurut Obama, Afrika Selatan telah mendapatkan posisi khusus sebagai "pemimpin moral" karena secara sukarela menanggalkan program nuklirnya pada 1990-an. Obama berterimakasih kepada Presiden Afsel Jacob Zuma atas kepeloporan yang diperlihatkan pemerintahnya dalam urusan non-proliferasi.

BBC | YR

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya