Lebih dari 5.000 pengunjuk rasa mengepung Gedung Parlemen di Bangkok, Thailand. AP Photo/Sakchai Lalit
TEMPO Interaktif, BANGKOK - Sidang Parlemen Thailand ditutup setelah para pemrotes anti-pemerintah mengepung gedung parlemen di Bangkok, Rabu (7/4). Para anggota parlemen pun turut diungsikan setelah lebih dari 5.000 pendemo Kaus Merah, yang merupakan pendukung bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, merangsek ke depan pintu gerbang parlemen menuntut agar segera digelar pemilihan umum.
"Jika situasinya memburuk pemerintah akan segera menerapkan hukum darurat," kata Jurubicara Perdana Menteri Thailand Supachai Jaisamut. Para pendemo yang kebanyakan datang dari kampung-kampung dan pinggiran kota itu memang sejak lama menuntut agar parlemen dibubarkan dan pemilu selekasnya digelar. Mereka menganggap pemerintahan Abhisit Vejjajiva elite dan tak demokratis.
Perdana Menteri Abhisit yang kebetulan sedang memimpin sidang kabinet segera dilarikan dari gedung parlemen. Adapun Ketua Parlemen Chai Chidchob segera menutup jalannya sidang majelis rendah dikarenakan situasi yang berkembang di luar gedung dan sedikitnya anggota sidang yang datang. Para demonstran menolak pergi dari distrik komersial di Bangkok dan berseru mengepung rumah Abhisit.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas cara mengatasi perpecahan politik dengan pendahulunya Prayuth Chan-ocha, arsitek kudeta 2014 terhadap pemerintahan terakhir Partai Pheu Thai.