Amerika akan Umumkan Kebijakan Pengurangan Nuklir

Reporter

Editor

Selasa, 6 April 2010 13:53 WIB

Presiden Barack Obama berbicara dengan astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional, dengan menggunakan telepon, dari Ruang Roosevelt, Gedung Putih, Washington (18/2). AP/Charles Dharapak

TEMPO Interaktif, Washington -Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan mengumumkan sebuah strategi pertahanan baru yang akan mengurangi penggunaan senjata nuklir. Strategi pertahanan ini akan berisi tentang respons penggunaan nuklir terhadap serangan ke Amerika yang melibatkan senjata biologis, kimia atau senjata konvensional.

Harian New York Times melaporkan, Obama menggambarkan kebijakan barunya sebagai "bagian dari upaya yang lebih luas untuk menciptakan insentif bagi negara lain untuk menyerah dalam ambisi nuklir". Rincian rencana yang dinamakan Pertimbangan kembali Sikap Nuklir itu akan diumumkan Selasa ini.

Pengumuman ini lebih awal dari rencana penandatanganan sebuah pakta pengurangan senjata antara Obama dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev di Praha pada Kamis mendatang. Pakta yang disepakati bulan lalu ini akan mengikat Rusia dan Amerika untuk memangkas penggunaan hulu ledak nuklir.

Pakta ini akan mengganti kesepakatan pengurangan strategi bersenjata pada 1991 di antara kedua negara yang telah berakhir Desember lalu. Kesepakatan baru ini akan membatasi Rusia dan Amerika untuk membuat hulu ledak menjadi sebanyak 1.550 atau 30 persen lebih sedikit dari yang diizinkan saat ini.

Obama memuji perjanjian ini sebagai kesepakatan untuk mengontrol persenjataan yang paling luas dalam dua dekade terakhir. Minggu depan Obama akan menggelar pertemuan non-proliferasi nuklir di Washington yang akan dihadiri oleh banyak pemimpin dunia.

Obama mengatakan targetnya adalah menciptakan dunia bebas dari senjata nuklir dan berjanji untuk memotong persenjataan nuklir di gudang senjata Amerika. Seorang juru bicara Gedung Putih dalam sebuah pernyataan mengatakan kebijakan baru soal nuklir ini menawarkan "sebuah alternatif untuk membangun persenjataan baru nuklir, yang kami tolak".

BBC | YR

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya