Kuba Tolak Pemerasan Berkedok HAM  

Reporter

Editor

Selasa, 6 April 2010 06:56 WIB

Presiden Kuba Raul Castro. AP/Ismael Francisco, Prensa Latina

TEMPO Interaktif, Havana -Presiden Kuba Raul Castro menyebut tekanan internasional atas catatan hak asasi manusia (HAM) di Kuba sebagai serangan kuat yang pernah dihadapi pemerintahan komunis dan bersumpah tidak akan menyerah terhadap “pemerasan” dari aksi para pelaku mogok makan.

Dalam pidato nasional selama 45 menit kemarin, Presiden Kuba mengatakan pemerintah memiliki hak menolak tiap upaya untuk mengguncangnya. “Kami tidak akan menyerah kepada pemerasan dari negara atau kelompok negara mana pun, tak peduli seberapa kuat mereka, apa pun yang terjadi,” kata Castro, yang menggantikan kakaknya, Fidel--awalnya sementara, lalu permanen--setelah operasi usus pada 2006. “Kami akan mempertahankan diri dengan kebenaran dan prinsip-prinsip.”

Situasi HAM di Kuba menjadi kian menegang sejak kematian Orlando Zapata Tamayp pada 23 Februari lalu setelah lama melakukan mogok makan di penjara. Pria lainnya, seorang jurnalis lepas oposisi Guillermo, menolak makan dan minum tak lama setelah kematian Zapata Tamayo--meskipun ia membiarkan dirinya mendapat makanan secara teratur via infus di rumah sakit di dekat rumahnya di Santa Clara, Kuba tengah.

Castro tak menyebut nama, tapi jelas merujuk pada keduanya. Dia menyebut “upaya-upaya” Farina disponsori oleh kekuatan di Amerika Serikat dan Eropa untuk mendongkel pemerintah Kuba, dan mereka telah dimuliakan oleh “media Barat”. Dia juga menyebutkan bahwa Farina tak ditahan. “Dia orang yang bebas yang sering menulis kalimat untuk kejahatan.” Castro juga mengatakan bahwa hal itu termasuk serangan dan ancaman membunuh direktur rumah sakit.

Justru Castro meyakinkan bahwa Kuba bakal berbuat apa pun untuk merawat Farina dan bahwa pemerintah negeri kepulauan itu tak ingin dia tewas. Tapi, dia menambahkan, apa pun bisa terjadi jika Farina melanjutkan hobinya “menyiksa diri sendiri”.

Rentetan pernyataan kali ini bukan pidato halus Castro, 78 tahun, yang berbicara pelan dan terpaku pada teks yang sudah disiapkan. Pidato itu dilakukan saat penutupan Kongres Uni Komunis Muda di gedung konvensi di Havana.

Zapata Tamayo dibui sejak 2003 atas beberapa tuduhan, termasuk membangkang. Dia anggota oposisi Kuba pertama hampir empat dekade yang dibui hingga meninggal setelah mogok makan. Castro menyatakan Havana sangat menyesalkan kematian Zapata. Tapi ia membantah tudingan bahwa Zapata telah disiksa. Dia menuduh problem-problem di negaranya akibat embargo perdagangan oleh Washington selama 48 tahun ini.

AP | DWI ARJANTO

Berita terkait

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

10 Oktober 2017

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

Gagal memimpin revolusi di Kongo, Che Guevara beralih ke Bolivia. Ia mati dieksekusi militer negara itu yang sudah dilatih Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

10 Oktober 2017

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

"Setiap orang akan mati. Tapi pemikirannya, tidak," kata Presiden Bolivia, Evo Morales.

Baca Selengkapnya

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

13 Januari 2017

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi mencabut kebijakan bebas visa bagi imigran asal Kuba.

Baca Selengkapnya

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

29 Desember 2016

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

Majelis Nasional Kuba (parlemen) menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan nama ataupun patung Fidel Castro di tempat-tempat publik.

Baca Selengkapnya

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

5 Desember 2016

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

Tak boleh juga ada patung, monumen, atau taman yang dibangun untuk menghormatinya.

Baca Selengkapnya

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

4 Desember 2016

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

Tembakan salvo 21 kali mengiringi abu Fidel Castro memasuki tempat peristirahatan terakhirnya.

Baca Selengkapnya

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

28 November 2016

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

CIA pernah mengirim Marita Lorenz, mantan kekasih Castro,
untuk

membunuhnya. Bukannya menghabisi Castro, Lorenz malah bercinta


dengannya.

Baca Selengkapnya

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

28 November 2016

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan agar bendera Palestina dikibarkan setengah tiang untuk menghormati mantan Presiden Kuba Fidel Castro.

Baca Selengkapnya

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

26 November 2016

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

Gorbachev mengatakan peran Fidel sebagai penguat bangsa masih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

26 November 2016

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

Kalla mengatakan Castro adalah sahabat Indonesia yang baik pada masa Bung Karno.

Baca Selengkapnya