Kaos Merah Melawan Perintah Pemerintah  

Reporter

Editor

Minggu, 4 April 2010 13:55 WIB

Seorang anggota kelompok Kaos Merah mengibarkan bendera Thailand di Bangkok, Thailand (3/4). AP Photo/Sakchai Lalit

TEMPO Interaktif, Bangkok - Pengunjuk rasa anti-pemerintah melawan perintah pemerintah. Kelompok yang dikenal dengan Kaos Merah menduduki jantung kota Thailand untuk hari kedua, Minggu (4/4). Bahkan mereka bersumpah akan bertahan sampai diputuskan ada pemilu baru.

Di antara pengunjuk rasa, banyak masyarakat miskin pedesaan. Mereka tidur malam di trotoar dan sampah-berserakan di sekitar hotel mewah dan pusat perbelanjaan Kota Bangkok.

Area gedung perkantoran dan toko-toko di pusat perbelanjaan terpaksa tutup dengan alasan keamanan. Padahal, para pelancong dan orang yang berbelanja memenuhi kawaqsan ini setiap akhir pekan. Lalu lintas di kawasan itu lumpuh.

Surat kabar lokal mengutip dari Kamar Dagang Thailand, kerugian ekonomi dari pengambilalihan di daerah perbelanjaan dan hotel bisa mencapai 500 juta baht atau sekitar Rp136 miliar per hari.

Polisi menyebarkan pamflet dan menggunakan pengeras suara untuk memerintahkan demonstran segera angkat kaki. Polisi mengancam pengunjuk rasa akan dikenai hukuman penjara dan denda karena mereka melanggar keputusan darurat dengan mengganggu lalu lintas dan perdagangan.

Advertising
Advertising

Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva mengumumkan di televisi nasional, Minggu pagi (4/4), bahwa kedua belah pihak kemungkinan akan mencapai kompromi. Namun di jalanan tak terlihat tanda-tanda bakal berhenti. Kaos Merah justru merobek selebaran dan tidak menunjukkan tanda-tanda pergi.

Kaos Merah sudah empat kali ini demo besar-besaran di akhir pekan dengan target kawasan hotel dan pusat perbelanjaan kelas atas. Mereka mencari taktik untuk memaksa Abhisit agar memenuhi tuntutan mereka, setelah gagal untuk menggulingkan pemerintah melalui pawai massa damai dan negosiasi.

Sekitar 10.000 pengunjuk rasa berkumpul di daerah tersebut Sabtu, lalu. Menurut juru bicara Polisi Metropolitan Piya Utayo, jumlah demonstran, termasuk yang di kota lain mencapai hampir 55.000 orang.

Di antara usaha yang terkena dampak adalah Siam Paragon --pusat perbelanjaan mewah di Asia--, dan hotel-hotel seperti Grant Hyatt Erawan Hotel dan InterContinental Bangkok. Pada hari Minggu pagi, angka itu menurun jauh.

Gerakan Kaos Merah - dikenal secara resmi sebagai Kesatuan Front Demokrasi Melawan Kediktatoran - sebagian besar terdiri dari pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra dan aktivis pro-demokrasi yang menentang kudeta militer 2006 yang menyingkirkannya.

BANGKOKPOST|AP| NUR HARYANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya