Thailand Perpanjang ISA di Bangkok  

Reporter

Editor

Senin, 22 Maret 2010 10:15 WIB

Aksi pendukung Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra di Bangkok, Thailand. REUTERS/Kerek Wongsa

TEMPO Interaktif, Bangkok -Pemerintah Thailand akan memperpanjang penerapan Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) di Bangkok setelah dua granat meledak pada Ahad malam lalu di ibu kota Thailand itu.

Seperti disampaikan kemarin oleh Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, ISA bisa diperpanjang hingga 7 April jika kelompok Kaus Merah, pendukung bekas perdana menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, terus berdemonstrasi.

Juru bicara Komando Operasi Keamanan Internal, Mayor Jenderal Ditthaporn Sasamit, mengatakan perpanjangan ISA akan dibahas dalam pertemuan kabinet yang berlangsung Selasa besok. Sumber di militer mengungkapkan, dalam perpanjangan itu, ISA kemungkinan hanya diterapkan di Bangkok, Nonthaburi, dan Samut Prakan, tempat Bandara Suvarnabhumi berada.

Sebelumnya ISA diterapkan di Bangkok, di semua distrik di Nonthaburi dan di 21 distrik lainnya di Ayuttaya, Chachoengsao, Nakhon pathom, Pathum Thani, Samut Prakan, dan Samut Sakhon.

Perpanjangan ISA di Bangkok berkaitan dengan ledakan dua granat Ahad malam lalu. Dari dua granat, salah satunya meledak di kantor Komisi Anti Korupsi di Jalan Sanambin Nam di Nonthaburi pukul 09.50 malam, sedangkan satu lainnya meledak pukul 11 malam di dekat kantor kementerian dalam negeri di Soi Phang Phuthorn.
Dalam ledakan pertama tidak terdapat korban. Namun, pada ledakan kedua, dilaporkan dua orang terluka. Polisi yakin granat yang digunakan dalam dua ledakan itu sama, yakni granat luncur M79.

Advertising
Advertising

Kemarin pagi, Kaus Merah kembali menggelar aksi protes. Menurut polisi, jumlah mereka mencapai 65 ribu orang. Sebelumnya mereka disebut-sebut menolak berdialog dengan pemerintah. Tapi kemarin dilaporkan para aktivis oposisi bersiap untuk berbicara dengan pemerintah hari ini guna mencari jalan keluar dari masalah politik yang melanda Thailand.

Namun, Abhisit, dalam pidatonya yang disiarkan televisi, menyebutkan tak akan ada pembicaraan dengan pemimpin Kaus Merah jika mereka menuntut pemerintah membubarkan majelis rendah pertama.

Abhisit juga mengatakan akan mengirim Menteri Pendidikan Chinnaworn Boonyakiat dan sekretaris jenderal Perdana Menteri Korbsak Sabhavasu untuk berbicara dengan tokoh kunci demonstran.

"Kami akan berbicara dengan Kaus Merah hari ini tentang kerangka kerja yang lebih luas tapi siapa pun dari partai koalisi setuju bahwa pemerintah tidak akan membubarkan parlemen," ucap Abhisit.

BANGKOK POST | AL JAZEERA | SUNARIAH

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya