Uskup Jerman Terkejut atas Jumlah Kasus Pelecehan di Gereja  

Reporter

Editor

Rabu, 17 Maret 2010 08:25 WIB

Suasana Misa Natal di gereja Katholik Katedral, Jakarta ,Kamis(24/12). Tempo/Arnold Simanjuntak

TEMPO Interaktif, Berlin - Uskup Katolik Roma di tempat asal Paus Benediktus XVI, Bavaria, hari Selasa berurusan dengan skandal pelecehan seksual yang lingkupnya telah membuat para pemimpin gereja kebingungan.

"Saya tidak mengharapkan banyak kasus seperti itu," kata Uskup Bavaria Ludwig Schick, yang menjadi tuan rumah dalam pertemuan di Vierzehnheiligen, kepada Bayerischer Rundfunk Radio.

Dia mengatakan dirinya terguncang dan malu dengan apa yang telah terjadi di dalam gereja.

"Ini pahit dan sulit, tetapi harus ditangani," kata Schick. "Nanah yang melepuh ini perlu dibuka dan dikeringkan untuk penyembuhan."

Di Bavaria saja, lebih dari 100 mantan siswa dari lembaga-lembaga Katolik telah datang dengan klaim pelecehan fisik atau pelecehan seksual.

Beberapa kasus melibatkan paduan suara anak laki-laki bergengsi Regensburg Domspatzen yang pernah dipimpin oleh kakak Paus, Pendeta Georg Ratzinger.

Di Irlandia, Uskup Agung Dublin Diarmuid Martin hari Selasa menyatakan bahwa rekan-rekan Katolik di Irlandia harus mengungkap "seluruh kebenaran" tentang dekade menutup-nutupi kekerasan terhadap anak di gereja dan pemerintah Irlandia harus memperluas penyelidikannya.

Martin, peringkat kedua tertinggi Katolik di Irlandia, telah menuntut kejujuran dan keterbukaan yang lebih besar atas penolakan gereja untuk memberitahu polisi tentang kasus pedofil yang ditransfer dari paroki ke paroki, sekolah ke sekolah.

Dia hari Selasa menolak untuk menyerukan pengunduran diri atasannya, Kardinal Sean Brady, yang mengakui ia tidak pernah mengatakan kepada polisi tentang pernyataan korban yang ia dikumpulkan tentang pedofilia terkenal Pendeta Brendan Smyth pada tahun 1975.

Di Roma, Kantor Vatikan No. 2 menepis saran apapun bahwa Katolik kehilangan kepercayaan terhadap gereja mereka sebagai sebuah institusi.

"Gereja masih mendapat kepercayaan besar dari umat beriman," kata Kardinal Tarcisio Bertone, sekretaris negara Tahta Suci dan pembantu dekat Benediktus, kepada wartawan di ibukota Italia.

"Ini hanya seseorang yang sedang mencoba untuk melemahkan kepercayaan ini, tetapi gereja itu telah mendapat bantuan khusus dari atas," kata uskup Italia itu dengan sedikit tersenyum.

Schick mengulangi keyakinannya bahwa undang-undang yang membatasi kasus-kasus pelecehan - saat ini 10 tahun dari saat korban berusia 18 - harus diperpanjang.

Ada perdebatan di Jerman pada apakah memperluas pembatasan akan memungkinkan mengukur klaim penyalahgunaan, yang sekarang sudah berjumlah sekitar 300 di seluruh negeri dengan 82 juta jiwa.

Seperti yang berlaku, seorang korban harus menghubungi penyidik dalam waktu 10 tahun sejak ulang tahun ke 18 mereka untuk mengajukan proses pidana, untuk menuntut ganti rugi dalam proses sipil biasanya korban hanya memiliki waktu tiga tahun.

"Saya berharap pengadilan dapat menangani tindak pidana tersebut meskipun mereka telah lama berselang," kata Schick dalam situs Web yang dioperasikan gereja dalam wawancara audionya. "Adalah penting bagi perdebatan untuk kembali ke rasionalitas dan pengadilan dapat berkontribusi untuk itu."

Sementara itu pemerintah federal mengatakan ingin memperluas undang-undang pembatasan untuk proses sipil, namun tidak jelas apakah jangka waktu proses pidana juga akan berubah.

AP | EZ

Berita terkait

Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

24 Oktober 2017

Jerman Akhirnya Jual 3 Kapal Selam ke Israel Meski Ada Bau Suap

Jerman sempat membekukan negosiasi rencana penjualan 3 kapal selam ke Israel pada Juli lalu gara-gara isu suap dan pencucian uang .

Baca Selengkapnya

Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

26 September 2017

Cetak Sejarah Parlemen, Ini Pengaruh Partai Neo-Nazi di Jerman

Partai yang dituding Neo-Nazi, AfD, mencetak sejarah dengan masuk parlemen atau Bundestag setelah meraih 13,5 persen suara dalam pemilu Jerman.

Baca Selengkapnya

Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

25 September 2017

Menang Pemilu, Angela Merkel Jadi Kanselir Jerman Terlama

Angela Merkel menjadi kanselir terlama di sepanjang sejarah Jerman modern setelah partainya, CDU memenangkan pemilu kemarin.

Baca Selengkapnya

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.

Baca Selengkapnya

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

25 September 2017

AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Partai?yang dituding neo-Nazi,?AfD,?mencetak sejarah dengan masuk Parlemen untuk pertama kali setelah mendapat 87 kursi dalam pemilu Jerman kemarin.

Baca Selengkapnya

Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

24 September 2017

Jerman Gelar Pemilu Hari Ini, Merkel Diperkirakan Lanjut Kanselir

Merkel mendapat pesaing Schulz pada pemilu Jerman tahun ini.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

31 Agustus 2017

Ditemukan Bom 1.400 Ton, 70 Ribu Warga Jerman Diungsikan

Hampir 70.000 penduduk di Frankfurt, Jerman diungsikan dari rumah mereka menyusul penemuan bom era Perang Dunia II seberat 1.400 ton.

Baca Selengkapnya

Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

15 Agustus 2017

Hormat ala Nazi, Turis Amerika Dipukul di Jerman  

Turis asal Amerika Serikat yang sedang mabuk itu dipukuli orang karena memberi hormat ala Nazi di Jerman.

Baca Selengkapnya

Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

29 Juli 2017

Polisi Jerman Tahan Pencari Suaka Penusuk Warga di Hamburg  

Ahmad A., pencari suaka asal Uni Emirat Arab, diduga melakukan serangan karena hendak dideportasi dari Jerman.

Baca Selengkapnya

Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

17 Juni 2017

Perkenalkan, Masjid untuk Semua Muslim Berdiri di Jerman  

Masjid untuk semua muslim tanpa peduli Sunni, Syiah, transgender, maupun muslim tanpa penutup kepala dan wajah, didirikan di Berlin, Jerman.

Baca Selengkapnya