TEMPO Interaktif, Bangkok - Sebuah survei terbaru yang dilakukan Suan Dusit melalui jajak pendapat menunjukkan sebanyak 47,14 persen responden tidak ingin ada unjuk rasa massa pendukung bekas Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra pada akhir pekan nanti. Mereka khawatir aksi tersebut menimbulkan kerusuhan.
51,76 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka tidak yakin apakah demonstrasi antipemerintah yang dijadwalkan digelar pada 12-14 Maret, akan berubah menjadi kekerasan. Alasannya, akan sangat tergantung pada bagaimana pemimpin demonstrasi mengontrol massa agar tidak terprovokasi.
Sedangkan 33,85 persen mengatakan mereka sangat khawatir terjadi kekerasan seperti unjuk rasa sebelumnya. Apalagi ditambah adanya rumor mengenai sabotase besar-besaran.
33,81 persen responden percaya masyarakat khususnya para pengunjuk rasa akan dapat menjaga situasi dan terkendali.
Sebanyak 42,81 persen percaya aksi massa itu nantinya tidak akan berakhir dengan tercapainya suatu keputusan politik antara pihak yang pro dan kontrapemerintah.
Apalagi pemilihan umum sudah dekat.
Responden sebanyak 60,44 persen mengatakan tidak menyiapkan apa-apa dalam menghadapi aksi massa tersebut karena mereka pikir tidak akan mengarah pada kekerasan.
40,22 persen mengatakan harus ada langkah-langkah kontrik dari aparat keamanan untuk mencegah adanya pihak ketiga yang menghasut agar terjadi kerusuhan.
47,34 persen responden ingin media memantau dan melaporkan perkembangan demonstrasi dengan cermat, cepat, dan akurat.
BANGKOK POST l BASUKI RAHMAT
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya