Vonis Dibacakan Besok, Pengacara Yakin Aung San Suu Kyi Bebas

Reporter

Editor

Kamis, 25 Februari 2010 22:12 WIB

AP/Khin Maung Win
TEMPO Interaktif, Rangon -Pengacara pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi, Kamis (25/2), optimistis Mahkamah Agung Burma akan menerima banding agar Suu Kyi dibebaskan. Mahkamah Agung Burma akan membacakan keputusan kasus Suu Kyi besok (26/2).

Beberapa orang menilai Mahkamah Agung besok akan menolak banding Suu Kyi karena mayoritas kasus hukum di negara yang dikuasai junta militer tersebut jarang berpihak kepada pihak oposisi. Kendati demikian, juru bicara Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang dipimpin Suu Kyi, Nyan Win, yakin Mahkamah Agung akan menerima argumen hukum pihak Suu Kyi.

Suu Kyi ditahan lebih dari 14 tahun dalam 20 tahun terakhir. Pengacara Suu Kyi mengajukan banding ke Mahkamah Agung pada November tahun lalu setelah pengadilan yang lebih rendah memvonis Suu Kyi 18 bulan tahanan rumah. Suu Kyi divonis bersalah melanggar peraturan tahanan rumah karena menerima seorang warga Amerika yang menyusup ke rumahnya.

Wanita berusia 64 tahun peraih Nobel Perdamaian tersebut awalnya divonis tiga tahun penjara dalam sebuah pengadilan yang banyak dikecam dunia internasional. Akan tetapi, hukuman tersebut dikurangi menjadi 18 bulan oleh Panglima Junta Jenderal Than Shwe.

“Kami sangat yakin Daw Aung Sang Suu Kyi akan dibebaskan. Kami telah mengajukan dalil-dalil hukum yang kuat saat mengajukan pembelaan akhir kami bulan lalu,” ujar Nyan Win kepada Associated Press.

Menurut Nyan Win, jika Mahkamah Agung mengabulkan bandingnya, “Dia (Suu Kyi) akan menjadi orang bebas saat keputusan dibacakan kepadanya.”

Sementara itu, pengacara yang biasa menangani kasus politik, Aung Thein, pesimistis Mahkamah Agung Burma akan membebaskan Suu Kyi. “Kekuatan eksekutif berada di atas Mahkamah Agung,” ujar Thein.

Sidang besok digelar hampir dua pekan setelah junta membebaskan Wakil Pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi, Tin Oo. Pria berusia 82 tahun tersebut sudah mendekam hampir tujuh tahun di penjara.

AP| KODRAT SETIAWAN

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya