TEMPO Interaktif, Jenderal Sarath Fonseka, calon yang kalah dalam pemilihan umum presiden Sri Lanka, ditahan di Kolombo atas tuduhan berkomplot menggulingkan negara, demikian penjelasan pejabat keamanan.
Juru bicara militer Jenderal Prasad Samarasinghe mengatakan, penahanan ini sehubungan dengan "serangan militer" yang dilakukan angkatan darat saat Fonseka menjabat, kemudian mengundurkan diri karena mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.
"Jenderal Fonseka ditahan dengan dakwaan terlibat dalam serangan militer," ujar Samarasinghe, Senin waktu setempat.
"Mantan komandan militer ini perlu diseret ke pengadilan karena ulahnya memalukan," kata Rauf Hakeem, pemimpin Kongres Muslim Sri Lanka kepada kantor berita Reuters.
Wartawan Al Jazeera Minelle Fernandez melaporkan dari Kolombo, Direktur Jederal Media Centre untuk Keamanan Nasional Lakshman Hulugalle memastikan bahwa Fonseka ditahan oleh polisi militer. "Fonseka akan dimintai keterangan sebelum dia diseret ke pengadilan militer karena berkonspirasi menggulingkan pemerintah. Dia pun didakwa telah menabur perselisihan di antara angkatan bersenjata Sri Lanka," kata Hulugalle.
Fonseka merupakan jenderal yang memiliki peran penting dalam penumpasan gerakan sparatis Macan Tamil Elam, Mei tahun lalu. Namun demikian, dia yang pernah berjuang bersama-sama dengan presiden terpilih Rajapaksa menumpas sparatis kalah dalam dalam pemilihan presiden.
Dia menolak hasil pemilihan umum karena para pendukungnya diintimidasi dan hasil hitungan suara dianggap curang. Oleh sebab itu, mantan kepala staf angkatan darat ini akan melakukan perlawanan hukum melalui pengadilan. Menurutnya, pemerintah berupaya keras mengurungnya bahkan bersekongkol akan membunuhnya. Beberapa pejabat militer senior yang dekat dengannya telah direhabilitasi.