Kali ini tak ada bom, tak ada roket, yang ada hanyalah sorak sorai penonton di tepi lapangan menyoraki para pemain liga hoki yang diselenggarakan oleh Liga Hoki Kandahar di markas militer terbesar NATO di selatan Afganistan setiap Senin hingga Jumat malam.
Di sana tidak ada es dan bola karet, namun tak masalah. Pemainan jalan terus. Dalam pertandingan ini tentara Kanada bergabung tim dari AS, Inggris, dan sejumlah negara lain. Meskipun serangan roket kerap terjadi di Afganistan dan operasi militer terus dilakukan, tetapi tidak menghentikan jalannya liga hoki yang diadakan dua kali setahun. "Orang Kanada mencintai hoki," kata James Stark, kiper hoki Kanada.
Permainan hoki ini sengaja dilakukan oleh para serdadu, terutama dari Kanada, AS, dan Inggris sebagai bagian relaksasi usai tugas tempur di lapangan. Di basis militer ini terdapat dua lusin tim hoki. Mereka terbagi menjadi dua divisi. Agar lebih "garang" mereka memberi nama kedua divisi dengan julukan "Debu Setan" dan "Anjing Gurun"
"Permainan ini mirip hoki es yang biasa kami lakukan," kata Mike Dobson, salah satu pemain hoki. "Kami hanya ingin membunuh waktu tak lebih dari itu," tambahnya.
Meskipun hanya "main-main" untuk membunuh waktu, namun para pemain nampak serius berlari mengejar bola dan memukulnya ke gawang lawan. Permainan berlangsung selama 45 menit, dua kali istirahat dengan masa bermain 15 menit. Bahkan, saking seriusnya, seorang wasit sempat mengusir pemain keluar lapangan karena bermain kasar.
"Stop, lari...!" Sejumlah roket Taliban tiba-tiba meluncur ke basis militer mereka. Sejumlah pemain kocar kacir menyelamatkan diri dan mengangkat senjata. Kali ini mereka bertempur sungguhan mengadu nyawa dengan Taliban.
AP | CHOIRUL